Part 18

1.7K 194 24
                                    

Typo bertebaran...

"Ayo unnie suapin"

Yerim menatap Joy yang sudah duduk di sisi ranjang dengan tangan yang memegang mangkuk berisi bubur.

"Wae?" Tanya Joy yang merasa di perhatikan adiknya.

"Mommy mana?" Tanya Yerim menyadari jika diruangan itu hanya ada dirinya bersama kakaknya, Joy.

"Mommy sedang keluar, katanya sih hanya sebentar." Ucap Joy yang menyendokan bubur dimagkuk itu lalu disodorkan pada mulut adiknya untuk dimakan.

Akan tetapi Yerim tidak kunjung membuka mulutnya membuat Joy menghela napas lalu mengembalikan sendok itu pada mangkuknya.

"Kamu masih marah?" Tanya Joy menatap adik bungsunya.

"Oke. Unnie minta maaf."

Yerim hanya diam saja tidak menanggapi.

"Unnie tau unnie salah. Kamu boleh hukum Unnie, apapun itu. Tapi kamu harus makan. Kasihan Mommy udah buatin bubur ini buat kamu. Mau ya?"

Yerim pun akhirnya mengangguk membuat Joy tersenyum lalu mengambil kembali mangkok bubur itu dan menyuapkannya pada adik bungsunya.

Tak lama kemudian suara pintu dibuka dan menampilkan Irene yang datang bersama Seulgi di belakangnya dan tak lupa Seulgi membawa nasi kotak ditangannya.

Senyum Irene merekah ketika melihat kedua putrinya akur dan tidak lagi musuhan seperti kemarin. Ia pun menghampiri ranjang dan langsung memgecup kening putri bungsunya.

"Bagaimana kondisimu, sayang?" Tanya Irene menatap putrinya.

"Sudah lebih baik mom" Balas Yerim terseyum tipis.

Irene beralih menatap putri keduanya. Ia melihat Joy masih memegang mangkuk bubur yang masih tersisa. Ia pastikan itu milik Yerim yang juga dihabiskan.

"Joy sini biar Mommy saja yang nyuapin Yerim" pinta Irene.

"Ah, baiklah mom" Jawab Joy memberikan mangkuk buburnya lalu beranjak dan akan ikut duduk bersama kakaknya di sofa.

"Kalian tidak berangkat?" Tanya Irene melihat kedua putrinya malah duduk santai disofa.

"Kita akan berangkat, Mom. Tapi nunggu Joy selesai makan dulu" Jelas Seulgi menunjuk Joy yang sedang makan.

Irene mengangguk dan melanjutkan menyuapi putri bungsunya lagi.

***

Siang harinya Yerim sudah di perbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik dan tidak perlu di rawat inap. Kedua kakak Yerim tidak ikut mengantar karena Joy masih sekolah dan Seulgi pun begitu.

Irene yang sedang fokus menyetir dengan sesekali melirik putri bungsunya yang sedang melamun melihat kearah jendela.

"Kamu kenapa?" Tanya Irene pada putrinya.

Yerim menggeleng Dan memilih menyandarkan kepalanya pada ujung bangku yang didudukinya.

"Kalo masih sakit bilang ya? Mommy gamau kamu pingsan seperti kemarin lagi" Jelas Irene yang tidak mau putrinya merasa sakit dan tidak bilang pada dirinya.

"Nee mom, lagi pula aku hanya kelelahan"

Mendengar itu Irene terseyum sembari tangan kirinya mengusap lembut tangan putrinya.

"Mom"

"Hm"

"Aku boleh bertanya?" Ucap Yerim ragu.

"Tentu saja, mau nanya apa hm?" Balas Irene yang masih fokus menyetir.

"Apakah Mommy memiliki anak angkat?"

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang