Happy Reading...
Irene menghentikan usapan pada putrinya ketika mendengar suara keributan di depan ruang rawat. Pelan-pelan ia melepaskan pelukannya karena penasaran apa yang terjadi di depan ruang rawat putrinya itu.
Yerim yang memang belum sepenuhnya tertidur pulas sedikit menggeliat ketika merasakan pelukannya melonggar.
"Ssstt"
Irene kembali memeluk dan menepuk punggung putrinya. Ia takut putrinya kembali terbangun dan itu membuat dirinya sia-sia karena sedari tadi ia menidurkan putrinya cukup lama dan ia tidak mau itu.
Suara keributan itu masih terdengar di telinganya. Ingin menghampiri tapi ia tahan sampai putrinya tertidur dengan pulas. Tidak lupa tangannya masih mengusap punggung Yerim dengan lembut.
Setelah beberapa menit akhirnya Yerim tertidur dengan pulas. Beruntung pula Yerim tidak terusik dengan keributan diluar. Ia pun beranjak dengan hati-hati takut pergerakannya itu menyentuh perut Yerim yang terluka.
Cuaca malam ini cukup dingin, tangannya membenarkan selimut agar putrinya tertidur dengan hangat lalu ia berbalik dan langsung pergi keluar.
Cklek
Dapat Irene lihat kedua putrinya tengah beradu mulut dengan dua orang Yeoja yang tidak asing dengannya.
"Ada apa ini?" Tanyanya mengeryit.
Keempat yeoja itu menoleh dan mendapati Irene dengan wajah yang kebingungan.
"Joy Seulgi, kalian kenapa berteriak?"
Di dalam tadi, tak sengaja ia mendengar kedua putrinya berteriak marah.
"Bibi mianhae, kami ingin menjenguk Yerim tapi mereka malah mengusir kami" Jelas Sinb menunduk pada Irene.
Sinb memang sudah mengenali Irene karena beberapa kali mereka bertemu di sekolah ketika Irene mengantar Yerim, sahabatnya.
"Benarkah?" Tanya Irene menatap marah kedua putrinya.
Joy juga Seulgi menunduk. Mereka takut dengan tatapan marah Irene.
"Kalian tidak punya telinga, huh?!"
Akhirnya kedua yeoja itu mengangguk pelan membuat Irene memijit keningnya yang mendadak pening.
"Astaga, Bagaimana jika Yerim tau"
Tidak habis pikir dengan kelakuan kedua putrinya itu. Mereka teman baik Yerim bagaimana bisa kedua putrinya mengusirnya.
"Tapi mom, mereka bisa mencelakai Yerim" saut Joy
"Kami sudah lama mengenal Yeri, bagaimana mungkin kami mencelakainya" Bela Yuju yang sudah kesal dengan kedua kakak Yeri.
Irene mengangguk percaya. Yerim juga pernah bercerita bahwa mereka memang teman baik dari dulu.
"Apa maksudmu mengatakan itu?"
Kali ini Irene tidak percaya dengan putri kandungnya sendiri.
Seulgi mendengus kesal, sedikit kecewa dengan ibunya sendiri. Ia pun menghela napas lalu akhirnya menjelaskan
"Kim Sojung, itu nama ibumu?" Yuju serta Sinb mengangguk sebagai Jawaban.
Irene langsung terdiam. Masih ingat betul dengan nama itu, wanita yang telah menghancurkan keluarganya.
"Dia adalah dalang dibalik penculikan serta penembakan Yerim!"
Entah darimana Wendi datang dan mengatakan itu membuat Yuju serta Sinb yang mendengar itu terkejut.
