Part 39

1.3K 164 15
                                    

Typo bertebaran....

Yerim membuka matanya. Perutnya  terasa berat seperti di timpa sesuatu. Menengok kekiri dan mendapati Irene yang terlelap. Melepas perlahan tangan ibunya yang berada di perutnya lalu memilih bangkit dan duduk bersandarkan bantal di belakangnya.

Kali ini tubuhnya terasa lebih baik dengan sebelumnya. Mengambil ponsel di nakas hanya untuk melihat waktu disana. Alisnya mengeryit ketika melihat pukul berapa sekarang. Pukul dua pagi. Selama itukah dirinya tertidur?

Kruyuk

"Uh! Aku lapar" Gumamnya sembari memegang perut.

"Mommy"

Tangan Yerim menggoyangkan tubuh Irene agar terbangun dan membantunya

"Mommy"

"Engh"

Irene menggeliat. Matanya mengerjap berusaha untuk terbuka.

"Mommy bangun, tolong aku"

Mendengar ucapan Yerim seperti itu seketika Irene langsung membuka matanya sempurna dan dengan wajah panik ia langsung bangun

"Kenapa?! Ada ada apa? Ada yang sakit? kita ke rumah sakit ya?!" Panik Irene meraba-meraba tubuh Yerim mencari letak kesakitan putrinya.

Yerim hanya terkikik geli melihat wajah bantal serta panik Irene. Nyatanya ucapannya sungguh membuahkan hasil.

"Mommy lucu" kata Yerim tertawa

Merasa ada yang aneh dengan putrinya Irene langsung diam dan menatap Yerim bingung

"Wae?"

Yang ditanya pun menggeleng dengan sesekali tertawa.

"Ya! Kau menipu Mommy?!" Ucap Irene yang tersadar akan sesuatu.

"Hehe" ucap Yerim dengan cengirannya.

Tak lama cengiran itu luntur ketika menatap mata ibunya yang berkaca-kaca. Yerim panik lalu

"Mommy ma--" Tiba-tiba Irene menarik tubuh Yerim dan memeluknya erat. Suara isak tangis terdengar membuat Yerim merasa bersalah.

"Mianhae aku tidak bermaksud membuat Mommy khawatir" Sesal Yerim membalas pelukan ibunya.

"Kenapa tidak bilang?" Lirih Irene ditengah isakannya.

"Kenapa malah menyembunyikanya dari Mommy? " Lanjut Irene mampu membuat Yerim terdiam. Ia mengerti sekarang.

Yerim tidak tahu saja semalam Irene sangat khawatir hingga menangis setelah dirinya tahu bahwa putrinya mengalami kecelakaan. Yang membuatnya sangat khawatir ialah Yerim tidak malah menutupi dan tidak mengatakannya pada siapapun dan itu membuatnya merasa gagal menjadi seorang ibu.

"Kenapa kamu melakukan itu, huh!?"

"Jawab Mommy!" Ucap Irene melepaskan pelukannya dan menatap putrinya meminta penjelasan.

"Mianhae, aku salah" Jawab Yerim menunduk.

"Mommy sangat khawatir, Yerim-ah. Bagaimana jika kamu terluka parah dan tidak satupun orang yang tau?" Ucap Irene terlihat marah pada putrinya yang berbohong.

Sebelumnya ia hanya tau jika putrinya mendapat memar karena hanya terjatuh saja. Tapi setelah ia mengetahui yang sebenarnya ia sangat khawatir sekaligus marah karena putrinya berbohong.

"Tapi aku baik-baik saja, Mom"

Irene mengusap wajahnya kasar. Tidak habis pikir dengan putrinya.

"Ya, sekarang kamu baik-baik saja. Tapi nanti, jika terjadi sesuatu bagaimana?"

"Mianhae, aku minta maaf" Yerim terus meracau itu karena Irene terlihat mendiaminya.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang