Maaf kalo ada salah kata dalam penulisan...
"Sinb, Yuju?"
"Ya, jauhkan Yerim dengan mereka. Aku takut mereka malah menyakiti Yerim"
Degh
Perkataan ibunya mampu membuat Yerim terdiam. Berdiri di ambang pintu ruang kerja ibunya. Niat awal yang pupus ketika mendengar pembicaraan ibu serta imonya. Ternyata ini alasan hubungan dirinya dengan Sinb serta Yuju merenggang.
Rasa kecewa menyeruak di dalam hatinya. Entah apa yang dipikirkan kan keluarganya hingga tega melakukan hal yang membuatnya sangat kecewa.
Selama ini, ia tahu sifat dan asal usul kedua temannya itu. Walaupun baru saja mengetahui nama ibu kandung mereka tapi ia tahu bagaimana perlakuan Sojung terhadap kedua putrinya. Mereka di didik oleh ayah kandung mereka yang baik dan bukan oleh ibu kandungnya yang sangat jahat. Tentunya hal itu mustahil bagi mereka untuk menyakitinya karena bagaimana pun juga sifat sojung berbanding terbalik dengan kedua putrinya.
Anehnya, keluarga yang baru saja mengenali kedua temannya, malah langsung menyimpulkan tanpa tahu penjelasan yang sebenarnya. Kecewa, hanya itulah yang ia rasakan sekarang.
Yerim merasakan sentuhan tangan yang memegang pundaknya. Tubuhnya berbalik dan mendapati seseorang yang setelah makan ia sangat hindari. Memundurkan satu langkah hingga menabrak pintu dengan pelan.
"Kamu sedang apa?"
Sekali lagi, Tangan itu ingin menyentuh bahu Yerim tapi tidak jadi karena sudah di tepis oleh tangan Yerim sendiri.
Karena tidak ingin ketahuan menguping lantas Yerim langsung bergegas pergi dari sana tapi sebelumnya
"Maaf"
Lalu tanpa pamit Yerim sudah pergi membuat Yeoja itu terlihat kebingungan.
"Aneh" lirihnya
Eunha. Ya, itu orangnya. Berniat mengambil minum di dapur dan karena dia melewati ruang kerja Irene ia mendapati adik temannya yang sedang berdiri di ambang pintu lalu ia menghampirinya.
***
"Akan aku usahakan unnie"
"Hm, terimakasih"
Mereka baru saja menyelesaikan pembicaraannya. Kemudian Wendi bangkit dan mengambil tasnya
"Kalo begitu aku pamit dulu, ini sudah malam" ucap Wendi melihat jam ditangannya.
"Tidak mau menginap?"
"Ani, Nanti eomma sendirian"
Irene mengangguk dan tersenyum
"Yasudah, aku titip salam buat eomma ya"
"Emm, pasti" Jawab Wendi mengangguk
"Kajja aku antar kedepan"
Kemudian mereka pun keluar dari ruangan itu dan harus melewati ruang tamu. Disana, mereka melihat Seulgi yang duduk dengan mata yang menatap tv di depannya. Mendengar suara langkah kaki, Seulgi menoleh
"Imo"
Seulgi bangkit lalu menghampiri Irene dan Wendi.
"Seulgi-ya, Imo pamit ya mau pulang" Ucap Wendi tersenyum
"Yahh, padahal aku ingin bercerita imo"
"Hm, Mianhae. Lain kali saja ya, ini sudah malam" ucap wendi memberikan penjelasan.
Irene terseyum tipis. Selama ia mengadopsi Seulgi sangat Jarang Putri sulungnya bercerita padanya padahal ia sangat ingin Seulgi berbagi cerita dengannya. Tapi karena keberadaan Wendi, ia lega. Walaupun tidak dengannya, Setidaknya ada Wendi yang mau menjadi tempat Seulgi bercerita.
