Part 24

1.3K 158 24
                                    

Typo bertebaran...

"Bagaimana pun caranya, kalian harus temukan mereka, dan kalau bisa hubungi polisi untuk ikut mencari mereka" Tegas Yoona yang memerintahkan semua orang suruhannya.

Awalnya Yoona sangat marah karena tidak diberitahu atas hilangnya menantu serta cucunya tapi setelah ia memaksa akhirnya Wendi memberitahu yang sebenarnya hingga ia langsung bergegas ke rumah Irene. Tidak peduli dengan dirinya yang belum tidur setelah melakukan perjalanan dari paris-seoul. Ia rela Demi mencari keberadaan Irene dan Yerim

"Baik nyonya" ucap orang suruhan Yoona sembari menunduk lalu pergi sesuai perintah.

Setelah kepergian orang-orang suruhannya, Yoona pun kembali duduk dan menatap kedua cucunya yang juga ada disana.

"Seulgi-ya, lebih baik kau tidur dulu" suruh Yoona yang tidak tega melihat wajah Seulgi yang menahan kantuk apalagi saat ini waktunya hampir pagi.

Hanya gelengan lemah yang di balas Seulgi. Ia tidak akan bisa tidur sebelum adik serta ibunya di temukan. Ia juga tidak peduli dengan dirinya yang mungkin akan sakit karena tidak tidur.

"Eomma, ini" Ucap Wendi memberikan selimut pada ibunya karena tadi Yoona menyuruh putrinya untuk mengambilkan agar Joy bisa tidur nyenyak disampingnya. Tadi, Yoona terus mengelus kepala Joy hingga cucunya ketiduran di sampingnya.

"Hm, gomawo" Yoona pun menyelimuti Joy dengan selimut itu.

"Bagaimana Eomma?" Tanya Wendi yang sudah duduk disamping Seulgi.

Mereka sedang mencarinya

***

Uhuk uhuk

Irene langsung menoleh kearah putrinya dan dapat ia lihat mata putrinya yang sayu dengan wajah yang nampak pucat. Ia pasti kan putrinya mengalami demam karena guyuran air dingin tadi.

"Sayang..." lirih Irene yang sudah berkaca-kaca dan ingin menangis.

Yerim yang tadinya menunduk kembali mendongak setelah mendengar lirihan ibunya. Ia pun terseyum pada ibunya.

"Gwencha mom" balas Yerim menenangkan ibunya.

Kemudian Irene pun berusaha keras melepaskan diri dari ikatan ditubuhnya. Walaupun tetap sia - sia tak membuahkan hasil.

"Sial!" Rutuk Irene karena tak juga bisa lepas dari ikatan yang membelitnya, bahkan sampai membuat lengannya terluka.

Yerim yang melihat itu hanya bisa mendesah pasrah karena ia sudah tahu bahwa ikatan itu tidak akan terlepas mengingat orang-orang tadi mengikat mereka dengan sangat kuat.

"Mom sebenarnya ada apa? Mengapa mereka menculik kita?" Tanya Yerim yang masih bingung dengan penculikan ini.

Irene menatap putrinya dengan sendu. Ia merasa bersalah karena kesalahannya membuat putrinya ikut menjadi korban.

Irene pun menghela napas dan akhirnya ia menceritakan semua awal permasalahan yang sebenarnya terjadi. Dimulai dari so jung yang menjadi orang ketiga ia dan Suaminya kemudian menculik putrinya dan membunuh Suho sampai akhirnya mereka di culik.

Mendengar itu Yerim hanya bisa terdiam. Ternyata keluarganya menjalani hidup di penuhi dengan masalah yang bertubi.

"Mianhae, ini salah Mommy"

Tak lama kemudian suara pintu terbuka dan nampaklah seorang wanita yang berjalan kearah  mereka berdua dengan senyum yang tidak bisa di artikan lalu ketika berada dihadapan Irene ia pun langsung mencengkram dagu Irene.

"Bagamaina hm? Kau senang disini?" Tanya So jung dengan senyum sinisnya.

Irene mengertakan giginya marah. Tangannya terkepal kuat tidak tahan dengan wanita di depannya.

"Lepaskan kami" ucap Irene dengan marah.

So jung pun tertawa kemudian ia melepaskan cengkramnnya dengan kasar membuat Irene meringis.

"Tidak semudah itu aku melepaskan kalian!"

So jung memutari kursi yang di duduki Yerim dan Irene. Kemudian ia berhenti tepat di hadapan Yerim.

"Gadis yang manis" Tanya So jung sembari mengusap wajah Yerim dengan terseyum Jahat sedangkan Yerim yang merasa lemas hanya pasrah dengan apa yang dilakukan so jung.

"Jangan sentuh putriku!" Irene tidak terima dengan So jung yang membelai wajah putrinya.

"Dulu aku menculiknya tapi dia masih bayi dan sekarang aku menculiknya lagi tapi dengan wajah yang cantik. Bagaimana Jika ak--"

"Brengsek!" Potong Irene yang tahu arah pembicaraan So jung. Bagaimana pun ia tahu so jung adalah wanita gila yang akan melakukan segala cara agar mendapat apa yang dia mau.

"Tapi dia sangat cantik dan pasti aku mendapat uang yang banyak darinya" Ucap So jung yang sudah mempunyai rencana Jahat pada gadis dihadapannya.

"Tutup mulutmu wanita sialan!" Irene kembali berteriak marah pada wanita jahat itu.

"Ah, aku tahu" Ucap So jung berhenti membelai wajah Yerim.

"Bagaiaman jika aku akan melapaskan kalian tapi kau ik--" lagi-lagi Ucapan So jung terpotong dan kali ini Yerim pun bersuara.

"Aku tidak mau bibi" ucap Yerim langsung menolak.

So jung yang mendapatkan penolakan emosi dan langsung menarik rambut Yerim dengan kasar.

"Andwe!"

Irene memekik ketika putrinya di perlakukan seperti itu. Sedangkan Yerim ia sudah merasa kesakitan pada rambutnya.

Kemudian So jung melepaskan tarikannya dan menyuruh anak buahnya untuk melepaskan Ikatan Yerim dan menyuruh mereka pergi kecuali dirinya.

"Kau menolaknya hm?" Ucao So jung menarik Tubuh Yerim yang sudah tidak bertenaga dan melempar asal tubuh Yerim ke lantai dengan keras hingga menimbulkan suara.

Brukk

"Aku bersumpah akan membunuhmu, Sialan!" Teriak Irene yang melihat So jung ingin mendekati Putrinya yang terduduk lemah di lantai.

"Kau! Beraninya mengancamku, huh!" Marah So jung yang berjalan mendekati Irene dan menampar Irene berkali-kali  hingga Irene merasakan panas pada pipinya.

Buk

So jung terkaget dan merasa kepalanya sangat sakit saat ada sebuah pukulan keras mengenainya. Dia menoleh, samar - sama melihat seorang gadis namun tak lama wanita itu jatuh ke lantai karena pandangannya berputar.

Mendapat kesempatan itu, Yerim membuang balok kayu di tangannya Bergegas melepaskan ikatan Ibunya dengan tubuh yang masih lemas.

"Mom ayo kita pergi dari sini" ujar Yerim setelah berhasil melepaskan ikatan Ibunya.

Irene mengangguk lalu bergegas mencekal lengan Yerim dan membawanya pergi dari sana.

Sesampainya di depan pintu, mereka kebingungan karena pintu itu terkunci. Tapi tak membutuhkan waktu lama Irene menyuruh Yerim untuk mundur karena Irene ingin mendobrak pintu itu. dan dengan sekali dobrakan akhirnya pintu itu terbuka membuat mereka segera keluar dari ruangan gelap itu.

"Kajja"

Irene langsung menarik putrinya untuk segera keluar dari sana.

Sementara di dalam sana So jung masih menetralkan pandangannya yang masih buram karena pukulan balok itu. Tapi setelah pandangannya sedikit membaik ia menyadari bahwa tawanannya kabur.

"Akhh, sialan. Hei, cepat kejar mereka!" teriak So jung yang berjalan sembari memegang kepalanya ke arah pintu. Tak lama terdengar suara tembakan yang berada diluar sana

Dorr...





Cirebon, 4 agustus 2021.

Note:
Ga kemaleman nih

Jangan lupa vote & komen gaess

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang