Part 38

1.3K 166 24
                                    

Tak lama Mata Irene membulat ketika kedua lubang pernapasan putrinya mengeluarkan darah.

"Tidak!"

Rasanya Irene ingin menangis sekarang. Tapi ia tahan karena putrinya jauh lebih membutuhkan  dirinya.

"Ayo cepat masuk!"

Yerim di tuntun masuk ke dalam mobil, ia menutup hidungnya karena takut darahnya berceceran.

Irene pun masuk juga segera mengambil tisu lalu memberikanya pada Yerim. Tak lupa dirinya juga ikut membersihkan darah yang keluar. Karena takut, tangannya sedikit bergetar ketika membersihkan darah itu.

"Apa yang terjadi kepadamu, Nak?"

Yerim tidak menanggapi, tubuhnya melemas menyandar pada sandaran kursi mobil. Napasnya masih memburu setelah mengeluarkan isi perutnya tadi. Irene mengusap sekitaran bibir Yerim dan menangis.

"Mom, kenapa?"

"Kenapa menangis?" tanya Yerim dengan posisi yang sama.

Irene mendekatkan wajahnya, ia segera menempelkan bibirnya pada kening Yerim. Memejamkan matanya erat. Cukup lama ia mengecupnya lalu ia pun kembali menjauhkan wajahnya dari Yerim

Yerim mengerjap dengan lemah, tatapan matanya begitu sayu Irene tak bisa menahan air matanya,

"Kita kerumah sakit ya? " tanya Irene menggenggam tangan Yerim dan menatap putrinya hangat.

Yerim Menggeleng lemah sebagai jawaban.

"Kenapa?"

"Aku hanya kelelahan, Mom" Jelas Yerim.

"Tidak! Ayo kita pergi ke rumah sakit, kau harus diperiksa karena ini terlihat sangat serius!"

Yerim kembali menggeleng. " Tidak, itu tidak perlu"

"Sangat perlu, Yerim! Kau memuntahkan isi perutmu, kau juga mimisan, kau pucat, pasti sekarang keadaanmu--"

"Aku takut "

Irene mendekap tubuh Yerim, dia mengusap - usap punggung putri bungsunya dengan penuh kasih sayang. Kepalanya mendongak, menahan air mata agar tidak jatuh lagi.

"Tidak yang perlu ditakuti, Sayang. Mommy akan berada di sampingmu" kata Irene meyakinkan.

***

Tin

Joy menoleh dan mendapati mobil kakaknya yang tengah terparkir di depannya. Kemudian kaca mobil itu terbuka

"Joy, ayo masuk" titah Seulgi

Joy menggeleng "Tidak, aku masih menunggu Yerim"

Seulgi berdecak tidak habis pikir dengan adiknya. Yerim sudah pulang mengapa Joy tidak tahu itu?

"Yerim sudah pulang, Ayo masuk!" Teriaknya

"Tidak mungkin, aku belum melihatnya keluar, Unnie" balas Joy tidak percaya. Sedari ia menunggu di sana ia sama sekali tidak melihat adiknya keluar dari gerbang.

"Yasudah kalau tidak percaya. Yang pasti Mommy sudah menghubungiku dan dia bilang sudah menjemputnya" Jelas Seulgi sedikit berteriak karena dirinya di dalam mobil sedangkan Joy di luar.

Joy melotot terkejut. Bagaimana bisa ibunya menjemput tanpa ia tahu? Buru-buru ia pun masuk kedalam mobil dan ingin meminta penjelasan.

"Bagaimana bisa, Unnie? Aku tadi belum melihatnya keluar, aku--"

"Ceritanya panjang" Potong Seulgi langsung melajukan Mobilnya.

***

"Sudah?"

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang