Part 45

1K 156 41
                                    

Pagi-pagi sudah terjadi keributan di rumah mewah Irene. Mereka sampai dibuat pusing karena si bungsu tiba-tiba saja tidak mau bersekolah. Alasannya, hanya karena semalam ia masih merajuk pada ibunya.

Bujukan demi bujukan telah di berikan pada Yerim tapi tetap saja gadis itu masih menggulung seluruh tubuhnya dengan selimut dan Bahkan Irene sampai khawatir putrinya tidak bisa bernapas dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Ck, Ayo bangun!" Kesal Joy yang ikut membangunkan.

"Yerim buka dulu selimutnya" titah Irene menarik-narik sisi selimut itu. Naasnya Yerim tidak mau membukanya.

"Yerim, astaga!"

"Joy" peringat Irene.

"Tapi mom ini udah hampir telat"

Benar. Beberapa menit lagi bel sekolah akan berbunyi tapi mereka sama sekali belum berangkat.

"Joy kamu berangkat bersama sopir saja, Yerim biar Mommy yang urus"

Joy akhirnya mengalah. Mendengus kasar lalu pergi dari sana.

"Aku juga berangkat Mom" ujar Seulgi lalu mencium tangan Irene lalu pergi dari sana. Sebelumnya ia mendekat ke arah Kasur Yerim dan berkata

"Yerim cepat bangun ya, jangan merajuk terus"

Setelah itu Seulgi pun keluar dari kamar Yerim. Ia akan berangkat bersama mobil kesayangannya.

Kemudian setelah kepergian kedua anaknya Irene kembali menatap bungkusan selimut yang berisi putri bungsunya. Menghela napas karena merasa lelah membujuk Yerim untuk bangun.

"Yerim, kamu beneran tidak mau sekolah hm?"

Pertanyaan itu hanya di jawab jempol yang menyembul dari dalam selimut.

"Kenapa? Lagi pula ini tidak ada hubungannya dengan yang semalam"

Hening, tidak ada jawaban sekarang.

"Huh, yasudah. Mommy izinkan tapi hanya sekali ya?"

Tidak ada Jawaban lagi membuat Irene pun menyerah dan Memilih beranjak dari sana lalu akan pergi ke dapur karena tadi mereka tidak sempat sarapan karena waktunya habis untuk membangunkan Yerim saja.

Setelah dirasa semua orang pergi, Yerim akhirnya membuka selimut. Rambutnya berantakan dengan wajah yang memerah kemudian ia mengembangkan senyumnya karena rencananya berhasil.

"Yey berhasil" senang Yerim lalu tiba-tiba dirinya menguap lalu

lebih baik aku tidur lagi.

***

Siang harinya Irene sengaja pulang dengan cepat karena takut meninggalkan putrinya sendirian di rumah. Setelah sampai di rumah, kakinya langsung melangkah ke kamar putri bungsunya. Tidak peduli dengan pakaian yang masih rapih sehabis rapat.

Tok tok

Irene mengetuk pintu kamar Yerim. Memastikan jika putrinya memang ada di dalam. Tidak ada jawaban membuat tanpa pikir panjang Irene langsung membukanya.

Cklek

Dilihatnya, Yerim tengah asik bermain game di depan layar komputer yang baru beberapa hari ia belikan. Tak lupa kedua telinga Yerim sudah tersumpal dengan Earphone.

Irene menggeleng-ngelengkan kepalanya karena tidak membenarkan perbuatan itu. Ini sudah kelewatan. Melangkah dengan lebar lalu langsung mencabut asal stop kontak komputer itu hingga layarnya menjadi hitam dan tentu saja itu membuat Yerim sontak terkejut.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang