Part 22

1.5K 167 23
                                    

Typo bertebaran...

Saat ini Irene tengah mengusap rambut putri bungsunya dengan lembut. Dirinya kini sedang berbaring bersama Yerim di pelukannya.

Tadi setelah makan tiba-tiba saja Yerim meminta Irene untuk menemaninya tidur dan tentunya Irene langsung mengiyakan permintaan putri bungsunya karena bagaimana pun juga ini yang Irene tunggu-tunggu. Putrinya, Kini sudah tidak sungkan untuk bermanjaan dengannya lagi.

"Aku menyayangimu" Gumam Yerim mengeratkan pelukannya.

"Mommy pun sangat menyayangimu" balas Irene tak kalah erat memeluk putri bungusnya.

Yerim pun memejamkan mata sembari menikmati pelukan hangat dari sang Ibu. Dari dulu dirinya sangat menginginkankan sosok Ibu yang sangat menyayanginya. Dan benar, kini doanya terkabul karna Ia bisa mendapatkan kasih sayang dari Ibu kandungnya sendiri.

Yerim membuka mata dan sedikit meregangkan pelukannya lalu mendongak untuk melihat wajah ibunya.

"Mom"

"Hm"

"Apa daddy bahagia disana?"

Irene pun terkekeh mendengarnya. Bagaimana bisa putrinya mengatakan seperti itu. Ia pun mengecup kening putrinya dengan singkat.

"Tentu saja, Daddy pasti sangat bahagia disana. Memangnya kenapa hm?" Balas Irene sedikit meregangkan pelukannya agar ia dapat melihat wajah putrinya.

"Ani, aku hanya bertanya Mom" balas Yerim menaruh kepalanya di dada Irene dan Irene kembali mengusap rambut putrinya dengan sayang.

Irene tersenyum lalu kembali berucap.

"Ada apa? Kamu kangen daddy?"

Yerim hanya diam tidak menanggapi ibunya. Dalam hati ia ingin menjawabnya tapi ia gengsi untuk mengatakannya.

"Yasudah, Besok kìta ke makam daddy nee?" Ucap Irene yang tau maksud putrinya.

Yerim pun mengangguk di pelukan Irene.

"Geura, kau harus tidur sekarang" Ucap Irene mengingat ini sudah malam alhasil ia menyuruh putrinya untuk tidur.

Tangan Irene tak mau berhenti mengusap rambut putrinya hingga akhirnya Yerim menikmati usapan itu hingga lama-kelamaan Yerim pun akhirnya tertidur.

Selamat malam putri Mommy.

***

Keesokan harinya mereka sudah memulai aktivitas seperti biasanya.  Yerim yang sudah berangkat bersama Joy diantar Irene dan Seulgi yang sudah pergi ke kampusnya.

Seperti sekarang Joy dan Yerim tengah berjalan di koridor dan akan pergi ke kelas masing-masing.

"Yeri!"

Yerim menoleh dan mendapati sahabatnya yang berjalan ke arahnya.

"Sinb, kenapa berlari?" Tanya Yerim.

Yang ditanya pun hanya menggeleng sembari mengatur napasnya sehabis berlari tadi.

Yerim yang mengetahui sifat sahabatnya pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tahu mengingat sekarang waktunya akan segera masuk dan pasti sahabatnya itu buru2 dan berakhir berlari.

"Kau ini, kebiasaan sekali" ucap Yerim menepuk pelan bahu sahabatnya.

"kau tidak tahu saja, Yuju Unnie..."

"Ya, ya aku sudah tau alasanmu" Potong Yerim menatap malas sahabanya karena sudah tahu pasti alasan sahabatnya itu adalah bangun kesiangan dan malah menyalahkan kakaknya sendiri yang tidak membangunkan sahabatnya itu.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang