Happy Reading...Diantara suasana yang tegang itu tiba2 terdengar suara tertawa yang berasal dari Joy diikuti Seulgi yang ikut tertawa tetapi tidak sekeras Joy.
"Kau lucu sekali Yer" Ucap Joy di sela tawanya.
Kemudian ia menghampiri Yerim yang sedang berdiri dengan wajah gugupnya.
"Halmonie kau tidak ingat dia?" Ucap Joy memegang bahu Yerim.
Yoona mengeryit lalu menggeleng.
"Nugu?"
Joy kembali tertawa mendengar neneknya berkata seperti itu. Ia kira Neneknya tahu dengan Yerim karena wajah Yerim terlihat mirip dengan ayahnya.
"Dia Cucumu, halmonie" Jawab Seulgi yang sudah tidak tahan dengan suasana ini.
"Benarkah?" Joy pun mengangguk membenarkan ucapan kakaknya.
Yoona kembali menatap Yerim tetapi sekarang ia berjalan mendekat sembari menatap lekat wajah Yerim seperti mencari sesuatu disana.
Yerim yang di perlakukan seperti itu gelagapan tidak tahu harus berbuat apa.
"Omo, kenapa tidak bilang" pekik Yoona.
Pantas saja Yoona melihat wajah Yerim seperti tidak asing baginya. Kemudian ia langsung menubruk Yerim membuat Yerim hampir terhuyung kebelakang mendapat pelukan dadakan itu.
"Kau Yerim?" Tanya Yoona setelah melepas pelukannya dan Yerim hanya mengangguk pelan.
"Kau tumbuh dengan sangat cantik nak" Ucap Yoona mengelus wajah Yerim.
"Gomawo..."
"Halmonie, panggil Halmonie nee?"
Yerim mengangguk tersenyum.
"Nee, Halmonie."
Yerim merasa lega sekarang karena dugaannya tidak seperti yang ia pikirkan. Ternyata Neneknya adalah orang baik yang tidak seburuk yang dia kira.
"Mianhae, halmonie baru Menemuimu" Ucap Yoona meminta maaf pada Yerim. Ia senang bisa bertemu dengan cucunya yang selama bertahun-tahun hilang.
"Ah, gwencahana" balas Yerim yang masih canggung dengan Yoona.
Yoona pun tersenyum. Ia menyadari jika Yerim hampir mirip dengan Putranya yang sudah meninggal.
Sementara Irene yang mendengar suara keributan pun mengeryit bingung lantas ia langsung mematikan kompor lalu melepas apronnya dan langsung menghampiri asal suara itu.
Setelah sampai di ruang tamu Irene mendapati ketiga anaknya bersama seorang wanita paruh baya yang membelakanya.
"Ada apa ini?"
Yoona menoleh dan mendapati Irene yang tengah menatapnya.
"Eomma" kaget Irene langsung menghampiri mertuanya lalu memberi pelukan sebentar kemudian melepaskannya.
"Sejak kapan eomma disini? Kenapa tidak bilang mau kesini" Tanya Irene pada Yoona.
Yoona tersenyum dan mengusap bahu Irene.
"Aku ingin memberi kejutan rene-ya"
"Ah, Eomma aku lupa. ini Yerim." Ucap Irene memberitahu.
Yoona mengangguk.
"Hm, aku sudah tahu" Irene tersenyum mengangguk karena senang Ibu mertuanya sudah bertemu Yerim.
"Dimana wendi?" Irene bertanya karena biasanya Yoona berkunjung bersama adik iparnya.