Part 56

1.3K 154 27
                                    

"Seulgi Unnie udah berangkat?" Joy duduk di kursinya.

"Udah. Nanti kalian diantar sama Sopir aja ya?" Tanya Irene yang masih fokus pada menu masakannya.

Joy mengangguk. Pandangannya terfokus pada Yerim yang tidak bersemangat.

"Kenapa?"

Yerim menggelengkan kepalanya.

"Mommy, Yerim sakit!"

Irene menghentikan aktifitas memasaknya. Ia melangkah mendekati Yerim dan memeriksa suhu badan anak itu.

"Aku mau sekolah, Mommy" ucap Yerim yang memang sejak tadi menyadari jika dirinya tidak sehat.

"Kamu pusing?"

Yerim mengangguk kemudian menggeleng.

Irene menunjukan ekspresi seriusnya. "Tuh kan. Ditanya jawabnya gitu. Mommy ngambek aja deh"

Yerim menggeleng cepat. "Andwe. Aku pusing sama mau muntah aja. Tapi sekarang udah ngga"

"Gausah sekolah. Ganti baju, ya." Wanita itu pun melanjutkan aktifitas memasaknya.

Yerim memajukan bibir bawahnya. "Aku Mau sekolah, kalau gak sekolah nanti ketinggalan pelajaran"

"kan kamu lagi sakit. Nurut dulu sama Mommy kenapa sih?"

Gadis itu tidak menjawab. Ia memilih untuk Menurut. Toh hari ini Irene tidak bekerja. Ia bisa menghabiskan banyak waktu bersamanya nanti.

"Banyak tingkah sih" celetuk Joy

"Sekarang, Rasain tuh akibatnya"

Yerim mendelik tajam. Ia jengkel dengan kakaknya.

"Apasih, gitu aja kok ngamuk" ucap Joy dengan santainya.

"Mommy, Unnienya tuh" rengek Yerim.

Jika saja ia tidak lemas ia pastikan Joy akan tersiksa dengan pukulannya. kali ini Yerim biarkan Joy selamat, tapi lain kali itu tidak akan lagi.

"Joy, sebentar lagi kamu telat" ucap Irene lembut namun dengan nada mengancam.

"Iya-iya aku berangkat"

***

Beberapa jam kemudian...

"Ini pasti gara-gara kemarin, iya kan?" Tanya Irene mengingat kejadian kemarin Yerim muntah-muntah. Dan sekarang terjadi lagi.

Hùwek huwek

"Mual banget, mom" lirih Yerim yang sedari tadi memuntahkan isi perutnya di wastapel.

"Lagian kenapa kamu lupa gak makan, huh?!"

"Besok-besok kamu main lagi ya. Terus gausah makan gausah pulang sekalian!" Marah Irene sembari memijit mijit leher Yerim.

"Mom hiks hiks jangan marah-marah terus"

Yerim sudah lelah muntah-muntah. bukannya di khawatirkan Malah marah-marah seperti ini.

"Mommy gak akan marah kalo kamu gak bandel kaya kemarin"

Irene harus tegas. Karna bagaimanapun juga ini menyangkut kesehatan putrinya.

"Kan aku sudah minta maaf hiks"

Kemarin Yerim memang sudah mengakui kesalahannya. Bahkan ia juga sudah meminta maaf pada Ibunya.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang