Typo bertebaran...
"Mom"
"Hm" Irene menoleh ke putri sulungnya yang sedang menyeruput tehnya , mereka berdua sedang mengobrol di ruang tamu ditemani secangkir teh masing - masing.
"Aku masih memikirkan pelaku itu" ucap Seulgi sembari menaruh gelas itu ke atas meja.
Mendengar itu Irene pun terdiam. Perkataan Seulgi membuat dirinya kembali mengingat dimana kejadian tempo lalu yang hampir membunuh putrinya.
"Aku takut orang itu kembali berbuat ulah" lanjut Seulgi pada ibunya.
"Hm, kau benar. Tapi bagaimana lagi Mommy belum juga mendapat identitas asli pelakunya"
Sebelum pelakunya ditangkap Irene tidak bisa tidur dengan nyenyak karena terus memikirkan pelaku itu yang sampai saat ini belum juga di temukan.
Padahal dirinya sudah menyuruh orang untuk menyelidiki sekolah itu termasuk dengan cctv disana tapi tetap saja orang suruhannya hanya menemukan cctv yang isi memorinya kosong seperti sudah direncanakan oleh sipelaku.
"Apa jangan-jangan..." ucap Seulgi teringat sesuatu.
"Wae? Jangan-jangan apa?" Tanya Irene penasaran.
"Pelaku itu ada hubungannya dengan penculikan Yerim waktu itu" Jelas Seulgi membuat Irene terkejut dan baru menyadarinya
"Astaga, mengapa Mommy tidak menyadarinya!"
Irene merutuki kebodohannya karena tidak menyadari hal itu lantas emosinya muncul ketika mengingat siapa pelaku utama yang membuat keluarganya hancur.
"Ini tidak bisa dibiarkan Seul. Mommy pasti akan menemukannya" Marah Irene menatap kedepan sembari mengepalkan tangannya.
Melihat itu Seulgi mengeryit bingung. Ia merasa ada yang janggal sekarang.
"Tapi bagaimana kita menemukannya mom, sedangkan kita saja tidak tahu siapa orang itu"
Irene menghela napas lantas berucap pelan.
"Mommy tau pelakunya"
"Hah!" Kaget Seulgi karena baru mengetahui fakta yang mengejutkan ini. Jadi selama ini ibunya sudah tau pelaku yang menculik adiknya.
"Apa Aku tidak salah dengar Mom?"
Irene mengangguk. Ia terpaksa mengatakannya. Tadinya ia berniat untuk menyembunyikannya dan yang tahu hanya dirinya, Siwon juga adik iparnya. Tapi melihat putri sulungnya yang sudah dewasa dan karena itu ia juga bisa meminta bantuan putri sulungnya agar ikut mencari pelaku itu.
"Kalau begitu, Ayo Mom kita tangkap pelaku itu" Ucap Seulgi yang sudah bangkit dari duduknya.
Irene pun ikut bangkit dan menyuruh Seulgi untuk duduk kembali membuat Seulgi bertanya-tanya.
"Kau tenanglah, ini biar urusan Mommy Seul."
"Tap--"
"Kami pulang" Teriakan Joy mampu membuat Seulgi menghentikan ucapannya dan menoleh kearah dua adiknya yang baru saja tiba.
Kemudian Seulgi menatap ibunya yang juga sedang menatapnya seolah mengatakan agar tidak memberitahu percakapan keduanya.
Seulgi pun akhirnya mengangguk lalu menghampiri kedua adiknya yang sedang duduk di bangku sembari melepas sepatu mereka.
"Kalian darimana?" Tanya Seulgi.
"Biasalah" Balas Joy sembari melepas sepatunya.
"Kenapa tidak mengajakku huh?" Kesal Seulgi.