Sudah vote semua belom nih?
Hari kian berlalu, perlahan keadaan Yerim sudah membaik. Traumanya sedikit demi sedikit hilang karena pengobatan dari Sehun psikolog terbaik.
Dan sekarang Yerim tengah bersama Seulgi di kamarnya.
Ting
Sebuah pesan kembali masuk pada ponsel Yerim. Kali ini Yerim diam tidak membukanya.
"Siapa?"
"tidak tau"
"Ish, kalo penting bagaimana?" Tanya Seulgi lagi.
Yerim menggeleng. Ia malas meladeni. Ia memilih menikmati camilan yang dibelikan kakaknya.
"Oh ya, Dimana semua orang? Kenapa rumah sepi?"
Setelah pulang tadi Seulgi tidak mendapat siapapun di bawah. Dan karna bosan ia memilih pergi ke kamar adiknya dan mengajaknya bermain game.
"Tidak tau tuh"
Yerim mengedikan bahunya. Setelah sarapan ia memang langsung pergi ke kamar dan belum keluar hingga sekarang.
Tak sengaja Seulgi melihat secarik kertas yang masih terlipat berada di samping Yerim.
"Eoh, apa ini?" Tanya Seulgi membuka kertas itu.
"Olimpiade? Omo!" Kaget Seulgi menutup mulut.
"Unnie berlebihan" celetuk Yerim melihat keterkejutan kakaknya.
"Ish kau ini"
"Kau harus ikut, unnie akan mendukungmu" ucap Seulgi bangga pada adiknya karna mendapat tawaran untuk ikut olimpiade nasional di sekolahnya.
"Itu tergantung"
Seulgi mengeryit. "Tergantung bagaimana?"
"Tergantung mom mengijinkan atau tidak" jelas Yerim.
"Yak! Mommy pasti mengijinkan. Unnie yakin itu"
"Hm, kita lihat nanti"
Seulgi belum tau saja. Lomba itu tidak diadakan di luar kota dan harus menginap selama dua hari. Apalagi Irene sangat protektif jadi akan sulit untuk meminta izin.
***
Kring kring
Yerim yang sedang memakai sepatu pun terpaksa menghentikannya. Menekan tombol panggilan itu lalu menempelkannya di telinga dan dihimpit dengan bahu kanan. Tanganya kembali memasang sepatu yang belum selesai.
"Yeoboseyo?"
"Sayang, Ini Mommy" ucap Irene dari sambungan panggilan itu.
"Hm, ada apa Mom?"
"Mommy ingin melihatmu"
Layar ponsel Yerim berubah menjadi panggilan vidio dari Irene.
"Em, sebentar"
Setelah selesai memasang sepatu Yerim segera mengangkatnya. Dan tampilah wajah Irene yang tengah berada di kantor.
"Sayang, kamu mau kemana?" Tanya Irene setelah melihat pakaian Yerim rapi seperti ingin keluar.
"Mau pergi, dengan Sinb"
Ya memang hari ini sekolah Yerim sedang di liburkan karna ada acara perpisaan kelas tiga. Joy menjadi panitia disana. kakak pertamanya memilih tidur hingga Yerim yang bosan mengajak Sinb pergi keluar.
"Berdua?"
"Iya"
"Ah baiklah. Beri tahu paman sopir hati-hati membawa mobilnya" Ucap Irene mengingatkan.