Bab 48 - Titik Penyelesaian

6.5K 589 51
                                    

Dua hari setelah kejadian yang membuat Universitas Nusantara ramai oleh rumor buruk yang beredar di instagram. Kini Wildan sedang menunggu si pelaku datang ke ruangannya untuk mengakui akan perbuatan tidak terpujinya itu.

Setelah di bantu oleh Dekan dan orang IT yang ada di kampus, akhirnya pemilik fake account yang menyebar gosip murahan itu berhasil di temukan.

Uniknya, si dalang permasalahan ini ternyata memiliki circle pertemanan yang baik dengan Adisha. Ia juga termasuk golongan mahasiswa yang aktif di kampus dan terdaftar sebagai anggota BEM Fakultas Ekonomi.

Tok Tok Tok!

"Permisi Pak Wildan,"

Wildan langsung menyambut tamu yang datang ke ruangannya. "Selamat siang, Bu Dinar."

"Siang, Pak."

Seorang dosen senior bernama Dinar datang membawa pelaku tunggal atas kasus pencemaran nama baik Wildan beberapa hari lalu.

"Silakan masuk, Bu."

Wanita yang sudah tergolong tua itu masuk sambil menarik pelan tangan mahasiswa yang ia bawa ke dalam ruangan Wildan. Pintu ruangan tertutup rapat setelahnya. Ruangan tersebut sudah beralih fungsi menjadi ruang introgasi.

"Pak Wildan, sebelumnya saya mewakili almamater Universitas Nusantara ingin meminta maaf yang sedalam-dalamnya atas apa yang menimpa Anda serta istri Anda."

"Saya juga ingin meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi dan bersumber dari saya, Bu. Dan terima kasih juga karena pihak kampus sudah mau membantu saya meluruskan permasalahan ini."

Dinar menatap tajam ke arah mahasiswa yang kini hanya bisa tertunduk lemah di hadapannya.

"Sepertinya kita gak perlu membuang waktu lagi ya, Pak. Sesuai yang saya katakan ke Anda tadi malam via telepon. Saya membawa pelaku atas pencemaran nama baik Anda."

Wildan terdiam beberapa saat. Tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benaknya kalau orang yang ada di hadapannya saat ini bisa setega itu memfitnah Adisha yang notabene adalah temannya sejak semester satu.

"Namanya Ratna Aninditha, Pak. Dia mahasiswa tahun ketiga yang mengambil prodi manajemen bisnis. Dari hasil pencarian yang di lakukan oleh pihak IT kampus, nomor telepon serta alamat e-mail milik Ratna cocok dengan fake account yang memfitnah Anda." Jelas Dinar.

Senyuman kecut terlukis di wajah Wildan, menghiasi ruangannya yang terasa pengap bagi Ratna. Perempuan itu benar-benar ketakutan dan tidak menyangka kalau hal yang ia lakukan secara iseng, akan berdampak sebesar ini.

Wildan memang tidak terlalu mengenal Ratna, tapi ia pernah mengajar di kelasnya pada semester lalu karena ia memang satu kelas dengan Adisha. Meskipun perempuan itu jarang terekspos bersama Adisha, tapi pertemanan mereka cukup baik. Bahkan saat magang di Madya Grup, Ratna juga satu kelompok bersama Adisha.

"Bu Dinar, boleh saya mengajukan pertanyaan?"

"Silakan, Pak."

"Atas dasar apa kamu memfitnah saya dan Adisha di sosial media?" Ratna diam membisu. Suara Wildan terdengar sangat menyeramkan di telinganya.

"Jawab pertanyaan Pak Wildan sejujur mungkin Ratna. Tolong jangan buang-buang waktu." Tegur Dinar tidak kalah tegasnya dengan Wildan.

"Sa-saya minta maaf, tapi jujur, saya cuma iseng, Pak, Bu." Jawab Ratna dengan suara pelan yang nyaris tidak terdengar.

Wildan dan Dinar menghela nafas gusar. Jawaban yang Ratna utarakan membuat dua dosen berbeda generasi itu kesal dan mati-matian menahan ledakan emosi.

Lembar Kisah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang