Bab 20 - Complicated

4.7K 488 31
                                    

Waktu masih berada di tingkat mahasiswa baru, Adisha sering sekali mendengar banyak keluhan yang terkesan berlebihan dari para kakak tingkatnya di kampus. Terutama para mahasiswa semester lima. Beberapa dari mereka yang memang Adisha kenal, sering kali mengatakan ingin menikah saja karena terlalu pusing dengan dunia perkuliahan di semester tersebut.

Bisa dibilang semester lima itu nerakanya dunia perkuliahan. Pada saat itu Adisha tidak setuju dengan orang-orang yang mengatakan,“Kalau tau semester lima kayak gini, lebih baik gue nikah aja deh.” menurutnya menikah bukanlah jalan keluar terbaik. Karena kehidupan setelah menikah itu tidak seindah dan semudah yang dibayangkan. Dan pastinya akan jauh lebih rumit dari kelihatannya.

Pemikiran tersebut bersarang di kepala Adisha waktu ia masih berada di semester awal. Tapi kini Adisha ingin menarik kembali ucapannya, ia ingin menarik semua batahannya kalau semester lima itu pasti sama saja seperti semester lainnya. Ternyata Adisha salah, ia salah telah menganggap remeh semua ini sejak awal.

Sekarang ia baru merasakan bagaimana pusing dan stressnya menjadi mahasiswa semester lima. Tugas yang menumpuk dengan deadline yang terus di kejar-kejar oleh waktu membuatnya terus pulang terlambat setiap hari. Belum lagi pekerjaan paru waktunya yang masih ia geluti, semuanya semakin komplit menyiksa pikiran dan fisiknya secara bersamaan.

"Adisha."

Lamunan Adisha yang sejak tadi terjadi langsung di buyarkan oleh panggilan itu.

"Ratna?"

Perempuan berambut sebahu itu berjalan menghampiri Adisha yang sedang duduk di pojokan kantin.

"Lo udah nentuin tempat buat PKL belum?"

"Udah sih, tapi masih bingung mau dimana soalnya aku punya dua tempat pilihan."

Kebetulan perempuan bernama Ratna itu satu satu kelas dengan Adisha. Dia cantik, pintar dan juga kompeten, IPK yang di dapat tiap semester pun selalu mencapai angka tiga. Ratna juga aktif menjadi anggota BEM Fakultas Ekonomi. Berbeda sekali dengan Adisha yang IPK nya paling mentok mencapai angka satu koma sekian. Adisha juga tidak aktif di kegiatan apapun karena ia termasuk golongan mahasiswa kupu-kupu alias kuliah-pulang, kuliah-pulang.

"Woy kenapa ngelamun?"

"Apaan Rat?"

"Lo kenapa ngelamun sih? Ini jadinya lo mau pilih tempat yang mana?"

"Entahlah, masih belum dapet hilal. Ngomong-ngomong kamu jadi barengan sama aku?"

Ratna mengangguk semangat, "Jadi dong, boleh kan?" Ucapnya antusias.

Adisha mengulas senyum ramah. "Boleh banget dong Rat, masa iya gak boleh."

"Btw yang mau barengan sama lo siapa aja Dish?"

"Kamu, Ujang, Nasya, Karin, Diva, Aldi, Robby, sama Kelvin."

"Wah pasti seru banget kalau bareng mereka, apalagi cowok-cowoknya kocak semua."

"Hm." Gumam Adisha.

"Lo kenapa sih Dish keliatannya gak semangat banget dari tadi?"

"Kamu dapet dosen pembimbingnya siapa Rat?"

Ratna tersenyum lebar, "Bu Dewi dong, dosen paling baik, paling ramah, dan paling pengertian di Universitas Nusantara ini." Kata Ratna bersemangat.

Adisha merasa iri sekali akan hal itu, Ratna sangat beruntung mendapatkan dosen pembimbing seperti Bu Dewi. Sudah bisa ditebak kalau nanti setelah selesai PKL, pasti laporan yang Ratna buat langsung di ACC oleh Bu Dewi tanpa banyak drama.

Lembar Kisah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang