Suasana makan malam keluarga Lee itu sangat tenang dan damai. Hanya dentingan antara sendok garpu dan piring yang terdengar. Sesekali Lisa melirik semua anggota keluarga yang duduk bersamanya.
Saat selesai dengan makanannya, Lisa terdiam cukup lama. Ia berperang dengan pikirannya sendiri. Antara ragu dan yakin menjadi satu.
"Eum... Ada yang harus kubicarakan." Akhirnya Lisa buka suara. Semua atensi anggota keluarganya berpusat pada Lisa.
"Ada apa, sayang?" Tanya Sookyung saat melihat Lisa yang ragu untuk berbicara.
"Tadi aku ke agensi. Mereka mau aku memperluas karirku dan membuat cerita novelku supaya bisa masuk layar lebar."
"Itu bagus. Lalu apa masalahnya?" Sejauh ini Jiyong masih setuju dengan ucapan Lisa.
"Mereka bilang aku harus ke Korea Selatan karena peluang di sana lebih besar untuk dunia perfilm-an dan drama. Aku belum memutuskannya karena kupikir aku butuh persetujuan kalian."
Dapat Lisa lihat perubahan ekspresi wajah keluarganya. Sookyung yang mengalihkan pandangannya sedangkan Jiyoung dan Yangim saling lempar tatap.
"Andwae, Lisa-ya. Karirmu sudah bagus di sini, tidak perlu pergi ke sana." Cegah Yangim. Lisa menghela napasnya panjang, ia sudah menduga ini.
"Sebenarnya aku tidak masalah, tapi agensiㅡ "
"Kau bisa keluar dari agensi itu. Caesar tidak akan bisa apa-apa tanpamu. Kau adalah satu-satunya penulis yang sukses di sana, dan hanya kau yang bisa membantu agensi itu berdiri sampai sebesar itu." Potong Jiyong emosi.
Memang agensi yang menjadi rumah bagi para penulis itu bisa berdiri dan sukses seperti sekarang karena Lisa. Di antara belasan penulis yang ada dalam naungan agensi itu, hanya Lisa yang sukses.
"Aku sungguh baik-baik saja sekalipun tidak pergi ke sana. Lagi pula aku tidak terlalu tertarik dengan tawaran film itu," ujar Lisa sambil memaksakan senyumannya.
Sookyung yang dari tadi diam hanya memandang wajah Lisa dari samping. Sookyung tahu Lisa tidak baik-baik saja. Sookyung sangat tahu jika impian Lisa adalah salah satu cerita novelnya bisa debut di layar lebar.
"Gwaenchana, sayang. Kau bisa pergi ke sana."
"Nde?"
"Lee Sookyung!"
"Appa! Jangan egois, kita harus pikirkan Lisa. Lisa berpotensi dan pasti bisa sukses jika ditempat yang tepat. Impian Lisa adalah ceritanya bisa debut di layar lebar." Sanggah Sookyung.
"Tapi bukan di Korea Selatan! Appa bisa menggunakan koneksi Appa supaya cerita Lisa bisa dibuat menjadi film. Itu bukan hal yang sulit."
Pertengakaran semakin sengit. Sookyung yang lebih mempedulikan perasaan dan masa depan Lisa, sedangkan Jiyong dan Yangim mengedepankan ego mereka.
"Lisa tidak akan mau. Dia ingin mendapatkan tawaran dari pihak lain, bukan dari keluarganya yang punya banyak koneksi." Jawab Sookyung tak mau kalah.
"Sookyung-ah, kau tahu di Korea ada Kimbumㅡ "
"Korea tidak sesempit itu, Appa. Lagi pula itu bukan masalah besar, bagaimana pun dia tetap Ayahnya." Kepala Lisa menunduk mendengar itu. Ini kali pertama mereka membahas Kimbum secara terang-terangan.
"Lisa-ya, jangan dengarkan Kakek dan Nenekmu. Eomma mengijinkanmu pergi ke Korea. Kau harus bekerja keras dan menunjukkan pada Kakek Nenekmu jika kau bisa meraih impianmu tanpa koneksi mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ E N D ] ✔
FanfictionMereka hidup dengan sebuah perbedaan. Satu pihak berusaha untuk bertahan, dan pihak lain sudah menjerit untuk menyerah. Mereka tidak akan pernah sama, bahkan untuk sebuah kebahagiaan pun terlihat mustahil. "Kita berbeda. Bahkan sejak aku dilahirkan...