24. Wake Up

3.7K 487 20
                                    

Brangkar dengan tubuh Lisa di atasnya itu melaju dengan cepat memasuki ruang operasi. Pendarahan Lisa cukup hebat, ditambah saat Lisa terluka tadi, Jennie tidak langsung menyadarinya hingga sedikit telat memberi pertolongan.

Tubuh Jennie meremang di atas lantai rumah sakit yang dingin itu. Tidak peduli jika orang-orang mulai melihatnya dengan tatapan bingung sekaligus iba. Terlebih Jennie adalah aktris yang dikenali banyak orang.

"Lisa-ya, bertahan, ya?" Gumam Jennie disela tangisannya. Jennie menatap tangannya sendiri yang sudah terlumuri darah karena berusaha menghentikan pendarahan Lisa tadi.

"Kenapa aku bodoh sekali?"

Tangis Jennie pecah. Ia merasa bodoh karena tidak menyadari kalau Lisa memeluknya tadi untuk melindunginya dari serangan. Lisa yang menggantikan dirinya terkena tikaman pisau tadi.

"Unnie!" Pandangan Jennie beralih pada Rosie yang baru saja tiba dengan napas tersenggal.

"Bagaimana? Lisa selamat, 'kan?" Bukannya menjawab, Jennie malah menangis semakin keras.

"Unnie jawab aku!" Bentak Rosie frustasi.

"Kim Chaeyoung!" Suara bentak-membentak itu terus bersahut-sahutan memenuhi lorong rumah sakit.

"Ini bukan saat yang tepat untuk bertengkar. Jangan egois, di sini bukan hanya kau yang takut. Dan bukan hanya kau yang khawatir."

Itu Jisoo. Sulung Kim itu langsung membawa Jennie dalam pelukannya. Menepuk-nepuk punggung Jennie untuk memberi ketenangan.

"Gwaenchana, gwaenchana. Semua akan baik-baik saja." Bisik Jisoo tepat di sebelah telinga Jennie.

Rosie memang sering sekali hilang kendali. Terkadang ia sulit mengendalikan emosinya sendiri. Tapi sebenarnya dia gadis yang baik dan lembut.

Kini Rosie melepas jaketnya lalu menyampirkannya pada tubuh Jennie. Baju Jennie dipenuhi bercak darah dan Jennie juga hanya menggunakan kaus putih polos. Karena tadi jaketnya Jennie gunakan untuk menutup luka Lisa tadi.

"Eomma, Appa. Apa mereka sudah tahu?"

Rosie mengangguk. "Mereka sedang dalam perjalanan ke sini."

Keheningan mendominasi. Ketiga Kim itu bergelut dengan perasaan dan pikiran masing-masing. Sampai beberapa menit berlalu, akhirnya Kimbum dan Hyeyoung tiba, disusul oleh Suwon dan Yura.

"Operasinya belum selesai?" Tak ada waktu untuk menanyakan kabar ketiga anaknya yang lain, Kimbum langsung panik menanyakan Lisa.

"Belum. Harusnya sebentar lagi." Sahut Jisoo setelah melirik jam tangannya.

Sudah tiga jam berlalu, dan dalam waktu itu semuanya diam dengan perasaan yang campur aduk.

"Rencanamu?" Bisik Yura pada Suaminya.

Suwon menggeleng sebagai jawaban. "Pasti Jiyong. Targetnya adalah Jennie, bukan Lisa. Kebetulan saja Lisa datang dan menyelamatkan Jennie, jika tidak pasti sekarang yang di dalam sana itu Jennie."

Yura mengangguk mengerti. Setidaknya bukan Jennie yang terluka, dan Yura mensyukuri itu. Sebenarnya ada rasa kasihan untuk Lisa, namun hatinya sudah tertutup kabut dendam untuk berbelas kasihan.

"Operasi berjalan lancar. Lukanya tidak dalam, tapi Pasien sempat kehilangan banyak darah. Sekarang kondisinya sudah stabil, kami akan terus memantau Pasien dan melihat perkembangannya."

Jennie langsung bernapas lega. Akhirnya ia bisa sedikit merasa tenang setelah mendengar kondisi Lisa sudah stabil.

"Terima kasih, Dokter." Tutur Kimbum.

Different [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang