12. The Laugh

4.1K 581 51
                                    

Lisa tidak tahu apa kesalahannya, sampai-sampai Suwon tidak mengijinkannya untuk ikut menghadiri acara bersama Kimbum yang seharusnya dihadiri semua anggota keluarganya.

Kini hanya dirinya sendiri yang ada di kamar. Duduk sendirian sambil melempar pandangannya pada sebuah taman yang ada dibelakang rumahnya. Salah satu tempat yang sangat Lisa sukai sejak kecil.

Semua orang kini sedang bersiap untuk pergi menghadiri pertemuan dengan rekan kerja politik Kimbum dan para petinggi negara.

Tangan gadis itu meraih ponsel yang tergeletak asal di atas lantai. Jarinya menyentuh layar beberapa kali hingga ponselnya kini ada di depan wajahnya.

"Eomma!" Lisa berseru riang saat wajah Sookyung muncul dilayar ponselnya.

"Sayang, bagaimana kabarmu?"

"Baik. Bagaimana denganmu?"

"Eomma juga baik, Sayang. Kau sudah makan?"

"Sudah, baru saja." Bohong Lisa. Nyatanya sejak pagi ia belum menyentuh makanan apa pun.

"Apa yang lain baik padamu? Jisoo, Jennie, dan Rosie, bagaimana kabar mereka?"

"Mereka semua baik. Mereka juga bilang ingin bertemu dengan Eomma nanti."

Dapat Lisa lihat Sookyung tertawa di sana. Melihat itu Lisa tidak bisa menahan senyumannya untuk mengembang. Hal yang paling Lisa sukai di dunia ini adalah senyuman dan tawa sang Ibu.

"Jika terjadi sesuatu, segera hubungi Eomma, ya?" Lisa mengangguk sebagai jawaban.

Hening menyelimuti mereka beberapa saat. Dengan lekat Lisa memandangi wajah ibunya yang masih sangat cantik walau usianya sudah tidak muda lagi.

"Eomma," panggil Lisa.

"Hm?"

"Bogoshipeo." Ungkap Lisa tulus. Dengan melakukan video call bersama Sookyung sudah membuatnya bisa mengobati rasa rindunya walau hanya sedikit.

"Eomma juga. Yang penting Lisa sehat-sehat di sana dan selalu hubungi Eomma. Eomma akan selalu mendukungmu, Sayang."

"Arraseo. Lisa tutup, ya? Jaga kesehatan, Eomma."

"Eoh. Selamat istirahat, Sayangnya Eomma."

Tut!

Tangan Lisa yang memegang ponsel itu jatuh lemas. Senyuman manis yang ia tunjukkan pada Sookyung selama video call tadi luntur.

"Kenapa aku harus selalu melepas sesuatu jika ingin memiliki suatu hal?" Terkadang Lisa tidak mengerti dengan hidupnya. Terlalu rumit untuk dijelaskan.

Ceklek~

Sontak Lisa langsung menoleh. Cukup terkejut saat melihat Rosie masuk ke kamarnya dengan pakaian santainya.

"Kenapa kau di sini? Kau juga belum mengganti bajumu, Unnie."

Tidak langsung menjawab pertanyaan Lisa, Rosie memilik duduk disebelah Lisa dan menatap lurus ke luar.

"Unnie tidak ikut. Lebih seru bersamamu di rumah dari pada bertemu orang-orang berpakaian bagus itu." Mata Lisa membulat sempurna mendengarnya. Bertanya-tanya apa yang dipikirkan oleh Rosie sekarang.

"Appa dan Harabeoji akan marah padamu, Unnie. Aku tidak mau kau di marahi hanya karena masalah sepele."

"Aku tidak peduli jika Harabeoji akan marah. Setidaknya aku tidak dimarahi sendirian nanti." Dahi Lisa berkerut menandakan jika dirinya bingung sekarang.

Different [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang