Putri kedua Kim itu terengah setelah mengelilingi rumah mencari adik bungsunya itu. Ia baru saja pulang dari kantornya, dan ada hal yang ingin Ia beritahukan pada Lisa.
Klak~
Rosie membuka pintu kamar Jisoo, namun tak mendapati kakak sulungnya di dalam. Gadis itu menghela napasnya lelah.
"Ada apa, Chaeyoung-ah?" Suara itu membuat Rosie menoleh. Itu Jisoo, datang dari belakangnya.
"Lisa. Kau melihatnya? Aku mencarinya dari tadi tapi tidak menemukannya."
"Lisa? Dia pergi tadi." Sahut Jisoo lalu melahap makanan ringannya.
"Pergi ke mana?"
"Entahlah. Tadi aku melihatnya berlari ke luar rumah setelah membaca sesuatu dari ponselnya."
"Benarkah? Padahal aku mau menyampaikan sesuatu padanya."
Nada suara memelan, ada rasa kecewa karena berita bahagianya tidak bisa ia sampaikan langsung pada adik bungsunya itu.
"Kalau kau lapar, datanglah ke kamar Unnie. Unnie baru saja berbelanja makanan ringan tadi. Mandi dulu sebelum datang. Kalau mau tidur bersama Unnie, bawa gulingmu sendiri. Arraseo?"
"Jinjja? Kalau begitu aku akan tidur di kamarmu malam ini. Siap-siap aku akan menghabiskan persediaan makanan ringanmu, Unnie." Mata Rosie berbinar karena bahagia. Gadis itu langsung berlari ke kamarnya untuk membersihkan diri.
"Seharusnya aku tidak menawarkan padanya, kan? Aku menghabiskan ratusan ribu untuk persediaan satu bulan ke depan, tapi sepertinya akan habis dalam satu malam."
****
Teriakkan meriah itu memekangkan pendengaran siapa saja yang mendengarnya. Jennie berjalan memekasuki gedung besar itu dengan senyuman dan kacamata hitamnya. Sesekali tangannya melambai untuk menyapa semua penggemarnya.
"Jennie-ssi, apa kau sakit? Kenapa kau ada di rumah sakit?" Teriak salah satu penggemarnya. Jennie hendak menjawab, namun Joohyun menggeleng.
"Biarkan saja. Cepat masuk. Ini rumah sakit, kita tidak boleh membuat keributan ini lebih lama."
Akhirnya dengan sedikit perjuangan menembus kerumunan penggemar, Jennie dan Joohyun berhasil menapaki gedung rumah sakit.
"Ayo langsung masuk. Aku sudah membuat janji untukmu kemarin."
Ditemani oleh Joohyun, Jennie memasuki ruang rawat dan langsung menidurkan dirinya di atas kasur rumah sakit. Tidak lama seorang dokter datang bersama perawat.
"Saya akan memasang cairan infus untuk menambah vitamin dalam tubuhmu. Kau artis dan jadwalmu pasti padat, jadi vitamin sangat baik untuk ketahanan tubuhmu." Jelas Dokter itu panjang lebar.
"Nde. Silahkan, Dokter." Tutur Joohyun ramah.
Dokter dan perawat itu mulai memasangkan selang infus pada tangan Jennie dan mengatur tetesan dari dalam kantung infus.
"Sembari menunggu cairannya habis, Anda bisa istirahat dulu di sini." Beritahu perawat wanita itu.
"Ah, maaf kalau lancang. Tapi boleh saya tanya sesuatu, Nona Jennie?"
"Tentu saja. Ada apa, Dokter?"
Dokter itu terlihat ragu. "Kim Lisa itu adikmu, 'kan?"
Jennie mengangguk. "Iya, Lisa adikku. Dokter mengenalnya?"
"Tidak secara langsung, tapi beberapa bulan terakhir saya sering melihatnya di rumah sakit. Dia rutin menemui dokter spesialis paru-paru."
Dahi Jennie mengerut bingung. Pasalnya ini bukan kali pertama Lisa berurusan dengan dokter spesialis paru-paru. Saat itu Jennie melihat Lisa menemui dokter paru-paru, tapi saat ditanya, jawaban Lisa abu-abu, membuat Jennie tidak berpikir lebih jauh akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ E N D ] ✔
FanfictionMereka hidup dengan sebuah perbedaan. Satu pihak berusaha untuk bertahan, dan pihak lain sudah menjerit untuk menyerah. Mereka tidak akan pernah sama, bahkan untuk sebuah kebahagiaan pun terlihat mustahil. "Kita berbeda. Bahkan sejak aku dilahirkan...