Bunyi nada dering telepone itu membangunkan Lisa dari tidurnya. Dengan kesadarannya yang belum terkumpul, Lisa meraih ponselnya dan langsung mengangkat panggilan itu.
"Yeoboseyo?" Sapa Lisa dengan suara parau khas bangun tidur.
"Eoh, Lisa-ya. Apa Eomma membangunkanmu, Sayang?"
"Eomma?"
Setelah sadar Lisa langsung menjauhkan ponselnya dan membaca nama yang tertera di sana. Semalam Lisa memang baru mengaktifkan nomor lamanya dan lupa menggantinya kembali.
"Ah, gwaenchana Eomma. Memang seharusnya aku bangun sekarang."
Lanjut Lisa sembari memejamkan matanya karena rasa kantuk."Lisa-ya," panggil Sookyung dari seberang sana.
"Hm?"
"Halmeoni... "
"Ah, benar. Bagaimana kabar Halmeoni? Apa Halmeoni sehat? Sudah lama aku tidak berkabar dengannya." Senyuman di bibir Lisa mengembang saat rasa rindu itu hinggap pada dirinya.
"Ani. Halemeoni sakit, Nak." Suara lirih Sookyung mampu mrmbuat Lisa sadar sepenuhnya.
"Maksudnya?"
"Kemarin Halmeoni menjalani operasi karena diserang oleh orang tak dikenal. Beruntung lukanya tidak parah, jadi Halmeoni sudah dipindahkan ke ruang perawatan."
Rasa kantuk yang semula mendominasi kini lenyap entah ke mana. Lisa langsung mengubah posisinya dan duduk tegak dengan rasa khawatir.
"Lalu sekarang bagaimana keadaannya?"
"Sudah jauh lebih baik. Walaupun belum sadar, tapi keadaannya sudah membaik. Dokter bilang semuanya stabil."
Entah Lisa harus bersyukur atau menangis sekarang. Satu sisi ia bersyukur karena kondisi Yangim sudah membaik, tapi disisi lain Lisa khawatir akan hal buruk yang terjadi pada Yangim.
"Aku ingin kembali ke Perancis tapi pekerjaankuㅡ Ani, aku akan kembali malam ini juga." Putus Lisa.
"Hey, Sayang. Dengarkan Eomma. Semuanya sudah baik-baik saja di sini. Kau tidak perlu khawatir, ada Harabeoji juga yang menjaga. Lisa lanjutkan saja pekerjaan Lisa di sana, ya? Eomma akan terus kabari Lisa tentang kondisi Halmeoni nantinya."
Dalam diam Lisa berteriak frustasi. Lisa sangat peduli dengan keluarga melebihi apapun. Tapi sebagai seorang penulis, Lisa juga harus bersikap profesional dan realistis.
Ia tidak bisa langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengacaukan jadwal yang sudah dibuat sejak awal oleh agensi.
"Arraseo, mianhae, Eomma. Aku akan pulang saat semua proyekku sudah selesai. Tunggu aku sampai saat itu tiba, eoh?"
"Iya, Nak. Jangan khawatir. Selesaikan semua pekerjaanmu dengan baik. Semoga berhasil, Anak kesayangan Eomma."
Lisa tersenyum tipis mendengarnya.
"Nde, Eomma."Setelah sambungan telepone berakhir, Lisa melempar kasar ponselnya. Sekarang semuanya berubah, Lisa tidak bisa lagi melakukan segala sesuatu dengan tenang. Ia akan terus memikirkan keadaan Yangim di sana.
"Halmeoni, cepat sembuh."
*****
Langkah kaki dengan tempo cepat menjadi musik bagi Suwon sekarang. Pria itu bersiul menyambut kedatangan sekretarisnya yang datang membawa sebuah informasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ E N D ] ✔
FanfictionMereka hidup dengan sebuah perbedaan. Satu pihak berusaha untuk bertahan, dan pihak lain sudah menjerit untuk menyerah. Mereka tidak akan pernah sama, bahkan untuk sebuah kebahagiaan pun terlihat mustahil. "Kita berbeda. Bahkan sejak aku dilahirkan...