33. Ignored

2.7K 477 41
                                    

Saat Lisa bilang ia hampir mati rasa, ia tidak berbohong. Lisa terjaga semalaman, ia memaksa dirinya untuk bekerja tanpa henti yang sebenarnya hanya supaya tidak terpikirkan lagi masalah itu.

Kini kantung matanya terlihat begitu jelaa di wajah cantiknya. Tanpa mempedulikan wajahnya yang berantakan, Lisa keluar dari kamarnya, berniat untuk pergi bersama Olliver.

Langkahnya terhenti tepat di ruang makan. Di sana Lisa bisa melihat ketiga kakaknya serta Hyeyoung dan Kimbum yang sedang menikmati sarapan mereka dengan candaan ringan.

Lisa diam ditempat, seolah terhipnotis oleh pemandangan itu. Namun sialnya keberadaannya disadari oleh Kimbum.

"Lisa? Sedang apa di sana? Kemarilah, kita makan bersama."

Tak ada jawaban atau pergerakan dari Lisa. Sesaat Lisa membalas tatapan berbeda yang ia terima dari keempat perempuan yang ada di depannya.

Lisa menggeleng pelan.
"Tidak perlu, Appa. Aku langsung pergi saja." Langkah lebarnya membawa Lisa pergi dari kediamannya itu.

Kimbum merasakan perubahan itu. Ditatapnya wajah ketiga anaknya yang tampak acuh dengan sikap Lisa yang aneh.

"Kalian bertengkar?"

"Aniya, untuk apa bertengkar dengannya." Sahut Jisoo mewakili semuanya.

"Lalu Adik kalian kenapa? Wajahnya tampak lesu."

Helaan napas kasar itu terdengar. Kimbum mengalihkan pandangannya pada sumber suara, yaitu Jennie.

"Kau bisa bertanya sendiri padanya. Kami bukan ibunya yang selalu tahu semua hal yang terjadi padanya."

Jennie membanting kasar alat makannya lalu beranjak dari sana, meninggalkan suasana hening di meja makan yang sebelumnya penuh akan kehangatan.

"Ada apa dengan Jennie?"

"Itu karena Appa yang merusak suasana. Aku sudah selesai." Disusul oleh Jisoo, kini meja makan hanya tersisa Kimbum, Hyeyoung, dan Rosie.

"Chaeyoung-ah, apa sesuatu terjadi? Katakan pada Appa, Nak."

Awalnya Rosie diam, namun tak lama sebuah senyuman tipis tercetak diwajahnya.

"Tidak ada, Appa. Semua baik-baik saja, tidak ada hal yang serius."

Sejujurnya, Rosie bingung harus bersikap seperti apa. Ia percaya sikap Lisa tempo lalu dipengaruhi oleh faktor kelelahan dan masalah pada pekerjaannya.

Alasan Jennie marah besar pada Lisa karena gadis itu membentak dan berkata kasar pada Ibunya. Semua hal mengenai keluarganya adalah yang yang sensitif untuk Jisoo, Jennie, maupun Rosie. Jadi dilihat dari sisi apapun, perbuatan Lisa memang tidak benar terlepas dari alasannya.

*****

Baru saja menyelesaikan pekerjaannya saat langit sudah gelap, Lisa memejamkan matanya lelah. Semakin dekat perilisan bukunya, semakin sibuk pula gadis itu.

"Lisa, aku akan pergi membeli makanan sebentar. Kau mau?"

Kedua matanya terbuka menatap Olliver. Lisa menggeleng pertanda ia tidak mau makan.

"Belikan aku kopi saja. Aku harus kerja sampai pagi untuk menyelesaikan ini semua." Sahut Lisa lelah.

"Tapi kau belum makan dari pagi. Bahkan roti pun tidak. Sekarang kau mau minum kopi?" Bukannya ingin mengatur, tapi Olliver khawatir Lisa jatuh sakit.

"Tidak apa. Aku sudah biasa."

Nyatanya itu bohong. Selama ini ia selalu disiapkan sarapan setiap pagi, dan setiap harinya ada seseorang yang akan memastikan dirinya sudah makan sebelum pergi bekerja.

Different [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang