16. Waiting

3.2K 533 15
                                    

Memang semudah itu bagi Suwon untuk membalikkan keadaan. Terbukti dari kembalinya Jennie dari agensi, wajah gadis itu sangat sumringah.

Kaki mungilnya berlari kecil menghampiri Jisoo dan Rosie yang baru saja keluar dari kamar bersamaan.

"Unnie! Chaeyoung-ah!" Baru saja kedua gadis itu menutup rapat pintu kamar, tubuh mereka langsung bertubrukan dengan tubuh Jennie.

"Ya! Wae geurae?" Protes Jisoo. Sedikit bingung dengan sikap adik keduanya ini. Kemarin Jennie menangis seharian, tapi sekarang gadis itu jauh berbeda.

"Ada apa, Unnie?" Tanya Rosie, membalas pelukan Jennie.

"Aku akan kembali membintangi iklan kosmetik itu! Aku bahkan sudah tanda tangan kontrak dan menjadi brand ambassador untuk brand itu." Jennie melompat kegirangan, mengekspresikan betapa bahagia dirinya.

"Benarkah? Omo! Aku senang mendengarnya." Rosie tak kalah bahagianya dengan Jennie. Impian dan kebahagiaan Jennie sudah di depan mata.

"Hebat! Kau memang pantas mendapatkan itu, Jennie-ya." Ucap Jisoo sembari mengelus surai milik Jennie.

Klek~

Ketiganya menoleh. Lisa baru saja keluar dari kamarnya, namun tidak langsung melihat mereka.

"Lisa-ya!" Panggil Jennie girang lalu menghampiri adik bungsunya itu.

"Kau tahu? Unnie kembali membintangi iklan itu dan bahkan sekarang Unnie menjadi brand ambassador brand itu!" Beritahu Jennie semangat.

"Geurae? Chukkae, Unnie." Namun reaksi Lisa tidaklah membuat Jennie puas. Malah kebingungan yang Jennie dapatkan.

"Kenapa reaksimu begitu? Kau tidak senang?" Tanya Jennie. Melihat Lisa membalas kabar bahagianya hanya dengan senyuman tipis dan suara pelan membuat Jennie merasa ada yang aneh.

"Senang. Sekali lagi, selamat.
Aku permisi," Lisa pergi melewati Jennie, Jisoo, dan Rosie begitu saja.

Langkahnya membawa Lisa turun ke bawah. Sebelum keluar dari rumahnya, Lisa terdiam sejenak. Matanya bertemu dengan sang Kakek yang diduga mendengar percakapan mereka di atas tadi.

Lisa menghela napasnya panjang, membungkuk hormat, lalu benar-benar keluar dari rumah sekarang.

"Annyeong~" sapa Olliver saat Lisa memasuki mobil.

"Hm."

Olliver memajukan bibirnya,
"Kau tidak sadar apa yang kuucapkan tadi?" lalu melayangkan protes.

"Apa?" Lisa memang tidak menyadarinya, karena pikirannya sedang tidak ada bersama dengannya sekarang.

"Aku menyapamu dengan bahasa Korea. Aku sudah mempelajarinya sejak lama." Akhirnya Lisa mengangguk mengerti.

"Hanya seperti itu?"

"Itu hal yang bagus. Kembangkan." Sahut Lisa setengah hati.

"Tidak seru," gumam Olliver lalu mulai melajukan mobilnya.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang bersuara. Lisa memilih diam dengan pandangan ke arah luar jendela.

"Ada masalah?" Tanya Olliver lalu melirik Lisa sejenak.

"Tidak." Jawab Lisa cepat.

"Kenapa murung sekali hari ini?"

Hanya ada helaan napas yang terdengar. Lisa menurunkan sandaran kursinya lalu memejamkan matanya.

Different [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang