Lisa terbangun dari tidurnya yang singkat. Kemarin Jennie benar-benar menjejalinya makanan yang sangat banyak dan membuat perut Lisa menjadi tidak enak.
"Hah... perutku," dahi Lisa berkerut menahan rasa begah pada perutnya.
"Sepertinya sebentar lagi akan meledak." Ujarnya hiperbola.
Tok! Tok! Tok!
Ceklek~
"Lisa-ya,"
Tubuh Lisa langsung menegak ketika pintu kamarnya terbuka. Ada Hyeyoung di sana, berdiri dengan sebuah nampan yang atasnya ada gelas berisi teh hangat.
"Eoh? Apa butuh sesuatu?" Lisa menghampiri Hyeyoung dan mengambil alih nampan itu.
"Hanya ingin melihatmu. Sekaligus mengantarkan ini, Jennie yang menyuruhnya karena katanya kau makan sangat banyak kemarin. Dia khawatir perutmu sakit."
Tak ada yang bisa Lisa lakukan selain mengangguk dan diam. Kamar besar itu tertelan oleh keheningan. Lisa maupun Hyeyoung diam karena kecanggungan.
"Kau hidup dengan baik selama ini?" Akhirnya suara Hyeyoung memecah keheningan.
"Ya, kurang lebih begitu." Sahut Lisa sopan.
"Bagaimana kabar Sookyung?"
"Baik. Eomma juga hidup dengan baik selama ini..."
"Kelihatannya." Terusnya dalam hati.
"Bagus kalau begitu. Kenapa tidak bilang tentang kedatanganmu ke Korea?"
Lisa tertegun cukup lama. Ia punya jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini. Tapi entah kenapa ia ragu menjawabnya, karena Lisa takut akan menimbulkan pemikiran salah dari Hyeyoung.
"Semuanya terjadi begitu saja. Aku kembali ke sini karena urusan pekerjaan dan niat awalku memang hanya itu. Sama sekali tidak berniat kembali ke... rumah ini." Suara Lisa memelan di akhir kalimatnya.
"Lisa sudah bekerja? Profesimu apa, Nak?"
"Aku seorang penulis. Sudah banyak novel yang kuterbitkan, tapi di Paris." Senyuman itu terulas di wajah Hyeyoung.
"Hebat. Kau pasti sukses dengan kariermu,"
"Juga... apa kau sangat tidak mau kembali ke sini?"
Lisa merutuki dirinya sendiri karena sudah mengungkit masalah itu. Padahal Lisa sangat menghindari topik ini.
"Aku pergi untuk memperbaiki semuanya. Dan aku takut kembalinya aku hanya merusak semuanya. Keluarga kalian harus bahagia, seperti saat kami tidak ada." Biarlah Lisa mengeluarkan apa yang ia rasakan.
"Hey, kau juga keluarga kita. Lisa dan Sookyung, kalian termasuk dalam keluarga ini. Bagaimana pun kau tetaplah anakku, sama seperti Jisoo, Jennie, dan Rosie."
Kedua tangan Hyeyoung memegang bahu Lisa. Manik matanya menatap dalam sepasang pupil kecokelatan milik Lisa.
"Maaf kalau kedatanganku menjadi sebuah masalah." Lisa menunduk karena rasa sesal. Walaupun ia sama sekali tidak bersalah dalam hal ini.
"Kau tidak bisa memilih di keluarga mana kau akan dilahirkan dan oleh siapa kau akan dilahirkan. Semua itu takdir, Lisa." Senyuman Hyeyoung membuat Lisa sedikit lega. Ia tahu wanita dihadapannya itu orang baik.
"Minum tehmu. Jennie jarang meminta tolong, tapi dia melakukan itu untukmu sebelum dia pergi bekerja tadi pagi."
Sejujurnya Lisa tidak paham kenapa Jennie melakukan itu. Tapi anggap saja itu tanda maaf dari Jennie karena gadis itu sudah memaksa Lisa menghabiskan makanan yang begitu banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ E N D ] ✔
FanfictionMereka hidup dengan sebuah perbedaan. Satu pihak berusaha untuk bertahan, dan pihak lain sudah menjerit untuk menyerah. Mereka tidak akan pernah sama, bahkan untuk sebuah kebahagiaan pun terlihat mustahil. "Kita berbeda. Bahkan sejak aku dilahirkan...