30. Plan

2.6K 461 14
                                    

Sinar matahari yang amat terang itu membangunkan gadis-gadis yang sedang tertidur di dalam tenda itu. Jennie, gadis itu yang pertama kali bangun. Disusul oleh Rosie dan terakhir adalah Jisoo.

"Kepalaku... Sakit sekali." Jennie duduk seraya memijat pelipisnya yang berdenyut sakit.

"Salah kau sendiri minum terlalu banyak." Baru bangun saja Jisoo sudah terpaksa mengomel.

"Lisa. Di mana dia?" Keduanya baru menyadari jika Adik bungsu mereka tidak ada saat Rosie bertanya barusan.

"Benar juga. Semalamㅡ Akh! Aku tidak mengingat apapun." Jennie memukul-mukul kepalanya sendiri. Ingatan terakhirnya hanya sampai mereka duduk di depan sambil bercerita.

Srek~

"Berhenti memukul kepalamu sendiri dan keluarlah. Aku sudah menyiapkan sarapan." Bungsu Kim itu langsung pergi kembali setelah berhasil membuat ketiga kakaknya terkejut.

"Jam berapa sekarang?"

"Tujuh." Jawaban Rosie membuat Jisoo menghela napasnya panjang.

"Wae?"

"Jam berapa dia bangun?"

Berhenti bertanya-tanya sendiri, Jisoo, Jennie, dan Rosie keluar dari tenda dan mata mereka langsung dimanjakan oleh banyaknya menu sarapan yang terlihat enak.

"Ini ada sup pereda pengar dan daging saus pedas. Chaeyoung Unnie menyukai daging ini, dan setauku pedas bisa membantu meredakan pengar." Jelas Lisa panjang lebar. Namun mereka tidak fokus pada penjelasan Lisa.

"K-kau yang memasak semua ini?"

Lisa terdiam sebentar lalu mengangguk polos.

"Awalnya begitu. Tapi rasanya sangat buruk, jadi ku buang,"

"Ini semua kubeli di restoran kecil yang ada di bawah sana."

Jennie mengangguk paham. Memasak bukanlah keahlian Lisa. Tangan gadis itu hanya ahli dalam menulis dan mengetik.

"Itu lebih masuk akal." Gumam Jennie memaklumi.

"Sudah, makanlah. Makanannya masih hangat, bagus untuk cuaca sekarang." Lisa tersenyum lebar setelah memandang langit yang sangat cerah pagi ini.

Kini mereka sedang menikmati makanan masing-masing. Belum ada yang berubah, semuanya masih sama seperti kemarin.

"Kau bangun jam berapa, Lisa?" Tanya Jisoo penasaran.

"Entahlah, aku tidak mengingatnya." Karena memang aslinya Lisa tidak tidur sama sekali. Sejak Jisoo masuk ke tenda malam itu, Lisa tetap berada di luar hingga matahari mulai menampakkan dirinya.

"Kita langsung bersiap pulang sehabis ini. Jam 10 kita harus sudah sampai di Seoul." Kata Lisa.

Bukan karena dirinya ada urusan, tapi untuk Jisoo. Lisa yakin Jisoo tidak mau menceritakan masalah pekerjaannya lebih lanjut pada Jennie dan Rosie.

"Ada urusan mendadak?"

"Hm. Kau tahu betapa bawelnya Olliver, kan? Jadi lebih baik kita kembali lebih cepat."

Dalam hati Lisa meminta maaf pada Olliver karena bawa-bawa nama gadis itu. Tapi ucapan Lisa tidak sepenuhnya bohong, Olliver memang bawel.

"Ah, Olliver. Bagaimana bisa dia bertahan sendirian di Korea selama ini tanpamu? Bukankah dia tidak bisa berbahasa Korea?"

"Dia bisa bahasa Korea. Tapi hanya Annyeonghaseyo saja yang dia bisa, tidak ada yang lain."

Maklumi saja, belajar bahasa memang sulit untuk Olliver. Terlebih belum lama gadis itu tinggal di Korea.

Different [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang