Kimbum baru saja masuk ke dalam ruang rawat istrinya setelah seharian disibukkan dengan persiapan kampanye.
"Yeobo," Hyeyoung menyambut wajah lelah suaminya dengan senyuman manis.
"Bagaimana keadaanmu?" Tangan besar Kimbum mengelus lembut surai hitam sang Istri.
"Sudah sangat baik, bahkan aku bisa pulang sekarang. Tapi kau tahu anak-anak kita, mereka memaksaku untuk istirahat terus."
Tatapan tidak setuju itu langsung dilayangkan oleh Jisoo, Jennie, dan Rosie yang memang sejak kemarin malam sudah ada di sana.
"Aku tidak memaksa, tapi itu yang terbaik untukmu, Eomma." Bantah Rosie langsung.
"Jennie-ya, bukankah kau sudah mulai syuting drama lagi? Apa kau tidak sibuk untuk terus menemani Eommamu setiap hari?"
Dengan cepat Jennie menggeleng.
"Aku meminta cuti beberapa hari lagi. Eomma lebih penting dari syuting drama."
Mendengar itu, Kimbum merasa tersindir. Di saat anak-anaknya merelakan waktu bekerja mereka untuk menamani Hyeyoung, dirinya malah menyibukkan diri dalam kegiatan kampanye dan hanya sempat menjenguk Hyeyoung saat malam hari.
"Kalian sudah makan?"
"Sudah, tadi."
"Apa Lisa sudah makan sekarang? Dia tidak datang lagi sejak dua hari lalu." Suara Hyeyoung pelan, namun dari tatapan matanya terpancar jelas kekhawatiran.
Semuanya diam. Benar, sudah dua hari ini mereka tidak melihat kehadiran Lisa. Dunia seolah berpusat pada keluarga hangat yang mengurus ibunya yang sakit, sampai lupa akan presensi Lisa yang juga keluarga mereka.
"Aku yakin Lisa baik-baik saja. Dia sudah dewasa, kapan tahu waktunya untuk pulang." Jawab Kimbum tenang.
"Benar. Lisa pasti baik sekarang." Timpal Rosie menambahkan.
"Aniya." Gumam Jennie pelan, tak ada yang mendengarnya.
"Tidak." Hyeyoung berucap.
"Kalian tahu, hari di mana aku hendak diculik oleh orang jahat. Lisa di sana berusaha mati-matian melindungiku. Dia dipukul, kepalanya berdarah, Kimbum-ah."
"Nde?" Tentu saja Kimbum kaget. Dia melihat Lisa baik-baik saja terakhir kali. Tak ada jejak luka yang terlihat jelas pada gadis itu.
"Lisa tidak mempedulikan itu. Lisa tetap tegar dan mencari bantuan untukku secepat mungkin." Lanjut Hyeyoung lirih.
"Begitulah dia pergi. Dia tidak baik-baik saja. Gadis kuat itu sedang rapuh dan tidak baik-baik saja, Kimbum."
"Hyeyoung-ah, tenangㅡ"
"Bagaimana aku bisa tenang?"
Suara Hyeyoung meninggi, membuat semua yang ada diruangan itu menegang dan diam seribu bahasa.
"Pagi itu... " sebisa mungkin Hyeyoung menahan isakkannya.
"... Aku melihat Lisa keluar dari runah sakit. Wajahnya kacau, tampak sangat jelas kesedihan di sana. Aku datang untuk menjenguk temanku yang sakit."
"Sebentar," Kimbum menyela ucapan Hyeyoung. Dirinya tidak mengerti.
"Apa temannya yang sakit?"
Hyeyoung menggeleng lemah.
"Awalnya kupikir begitu. Tapi setelah diingat, Lisa tidak memiliki teman lain di Korea selain Olliver. Sedangkan aku baru saja melihat Olliver sebelumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ E N D ] ✔
FanfictionMereka hidup dengan sebuah perbedaan. Satu pihak berusaha untuk bertahan, dan pihak lain sudah menjerit untuk menyerah. Mereka tidak akan pernah sama, bahkan untuk sebuah kebahagiaan pun terlihat mustahil. "Kita berbeda. Bahkan sejak aku dilahirkan...