Jennie, gadis bermata kucing itu tengah menghabiskan waktunya di daerah Gangnam. Salah satu daerah yang terkenal di Seoul dan menjadi tempat tujuan bagi para warga lokal atau pun orang asing.
"Joohyun-ah, dari semua tawaran drama yang kau berikan, belum ada yang membuatku tertarik. Apa tidak ada penulis lain?" Tanya Jennie setelah menyeruput minuman dinginnya.
"Belum. Saat aku menerima skrip itu, aku juga berpikir kalau kau tidak akan menyukainya. Tapi Sajangnim memaksa untuk membujukmu." Jawab Joohyun acuh.
"Kau memang manager terbaik! Aku bahkan tidak perlu susah-susah menjelaskannya padamu, karena kau pasti sudah mengerti."
"Ya! Ada yang ingin kutanyakan padamu. Tapi aku takut kau tersinggung," ucap Joohyun tak enak.
"Tanyakan saja. Kita bukan orang asing lagi." Jawab Jennie santai.
Joohyun sempat terdiam sejenak. Ada rasa ragu dalam hatinya, tapi rasa penasarannya lebih besar.
"Keluargamu. Kau punya berapa adik?" Ucapan itu penuh dengan nada keraguan.
"Satu. Kau lupa? Kim Rosie, dia adikku," namun jawaban Jennie sama sekali tidak membuat Joohyun puas.
"Bukan itu, maksudku adikmu yang lainnya. Adik bungsumu?"
Mulut Jennie langsung mengatup rapat. Benar, Jennie lupa. Gadis itu diam dengan pandangan kosong, seolah dunianya berhenti selama beberapa detik.
"Jennie,"
Tak ada tanggapan. Posisi dan ekspresi Jennie masih sama seperti semula.
"Kim Jennie."
"Nde?"
Joohyun menghela napasnya pelan. Ia tahu kalau ia baru saja membangkitkan ingatan lama Jennie.
"Apa aku salah? Mian," sesal Joohyun.
"Ah, aniyo. Aku hanya terkejut." Senyum yang terpatri di bibir Jennie terlihat sangat dipaksakan. Gadis itu langsung menengguk habis minuman miliknya.
"Dia... Benar, dia adikku."
"Siapa?"
"Kim Lisa. Bukankah dia yang kau bicarakan?" Tanya Jennie gugup. Ia hanya belum siap membahas topik ini secara tiba-tiba.
"Aku tidak pernah melihatnya. Maaf karena tiba-tiba aku membahas hal ini, karena aku tidak sengaja mendengar rumor tentang ini." Kepala Joohyun tertunduk lemah.
"Aku pun tidak pernah melihatnya lagi selama 16 tahun ini. Terakhir aku melihatnya saat masih kecil." Wajah Jennie tak terbaca saat membicarakan Lisa. Tapi satu hal yang bisa Joohyun dapat adalah Jennie rindu.
"Dia di mana sekarang?"
"Entahlah. Tapi aku yakin dia tumbuh di lingkungan yang layak. Dia juga pasti sudah sukses, hanya saja aku tidak mengetahuinya." Setelah mengakhiri kalimatnya, Jennie kembali menatap Joohyun sambil tersenyum tipis.
"Sudahlah, aku tidak mau membahasnya lagi. Kajja, bukankah kita ada pertemuan untuk iklan baru? Nanti terlambat." Jennie beranjak dari kursinya lalu keluar terlebih dahulu meninggalkan Joohyun.
"Kau pasti merindukan adikmu."
*****
Puluhan bintang memenuhi pandangan Lisa saat ini. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah lengkung indah.
"Ini kali pertamaku keluar dari Paris." Olliver datang membawa segelas berisi teh hangat.
"Ya! Kau membawakanku teh hangat saat malam hari?" Keluh Lisa tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ E N D ] ✔
FanfictionMereka hidup dengan sebuah perbedaan. Satu pihak berusaha untuk bertahan, dan pihak lain sudah menjerit untuk menyerah. Mereka tidak akan pernah sama, bahkan untuk sebuah kebahagiaan pun terlihat mustahil. "Kita berbeda. Bahkan sejak aku dilahirkan...