42. Visit

3.2K 531 54
                                    

Rosie menghela napasnya lelah sesaat ia menyelesaikan pekerjaan pertamanya hari ini. Ia memiliki begitu banyak pekerjaan menumpuk karena dirinya sempat beberapa kali izin untuk menjaga Hyeyoung yang kemarin baru saja pulang dari rumah sakit.

"Kenapa rasanya lelah sekali?" Semalaman Rosie terjaga karena menemani Hyeyoung yang merasa pusing tadi malam.

Tok! Tok! Tok!

"Ya." Sahut Rosie dari dalam.

"Chaeyoung-ah, ada tamu." Itu
Chanyeol, muncul dari balik pintu dengan wajah polosnya.

"Tamu? Tamu siapa?"

"Kau, lah. Cepat temui, dia terlihat seperti orang sibuk yang tidak punya banyak waktu."

Awalnya Rosie terlihat bingung karena ia tidak memiliki janji temu dengan siapapun, tapi akhirnya gadis itu tetap keluar menuju ruang tunggu.

"Annyeonghaseyo," sapa Rosie ramah, walaupun ia belum melihat wajah tamu itu.

"Aku Kim Rosㅡ Lisa?"

Gadis berponi itu menoleh dengan wajah terkejut. Segera ia menyimpan ponsel yang sebelumnya dimainkan.

"Ah, maaf, Olliver tiba-tiba saja menghubungiku." Cengiran itu nampak di wajah polos Lisa, membuat Rosie tanpa sadar ikut tersenyum kecil.

"Kau menghilang seminggu, sekarang tiba-tiba datang ke sini. Ke mana saja? Jennie Unnie hampir gila karena mencarimu."

Lisa mengikuti Rosie yang baru saja duduk. Kini kedua gadis itu duduk manis sambil menyesap teh hangat yang dibuatkan Chanyeol.

Gadis berponi itu terkekeh. "Aku tahu Jennie Unnie mancariku. Dia sempat menghubungiku saat aku mengaktifkan ponselku, tapi tidak kujawab. Pasti dia marah."

"Lalu apa tujuanmu menghilang?"

"Bukan menghilang. Aku hanya mengambil waktu untuk diriku sendiri dan berlibur."

Rosie mengangguk paham. Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang ingin Rosie lontarkan, tapi ia tahan karena ingin mendengarkan cerita Lisa.

"Unnie." Pandangan Lisa berubah. Tatapannya melemah dengan senyuman tipis yang terukir.

"Kau masih marah padaku?"

Tak langsung menjawab, Rosie terdiam beberapa saat. Atensinya berpusat pada Lisa, menatap dalam sepasang hazel kecokelatan milik adiknya itu.

"Sejak kapan Unnie marah?"

"Aku membuat banyak kesalahan yang membuat kalian marah padaku. Aku menyesal, dan kini, aku mulai membenci diriku sendiri karena selalu gagal."

Gagal. Itulah kata yang Lisa labeli untuk dirinya sendiri. Lisa hanya merasa ia gagal dalam segala hal yang sudah ia rencanakan dan janjikan sebelumnya.

"Lisa-ya,"

"Unnie tidak marah denganmu, hanya saja Unnie kecewa."

Lisa hanya tersenyum tipis.
"Maafkan aku yang selalu gagal dan membuat kalian kecewa. Aku akan berusaha untuk membuat kalian tidak kecewa denganku."

"Gwaenchana, Lisa-ya."

"Unnie, bisakah kau membawaku mengelilingi kantormu? Kalau diingat, ini kali pertama aku ke sini dan mungkin kali terakhir."

"Tentu saja! Kantor Unnie tidak besar. Masih gedung sewaan juga, jadi jangan meledek." Ancam Rosie yang terlihat menggemaskan bagi Lisa.

"Tidak akan. Mau speerti apapun bentuk kantormu, ini semua hasil kerja kerasmu. Jadi semua orang harus sangat menghargainya."

Different [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang