Kegaduhan itu terjadi saat pagi-pagi sekali Jisoo memasuki kamar Lisa dan tidak menemui adik bungsunya itu di kamarnya.
Karena panik, Jisoo langsung membangunkan kedua adiknya yang lain dan berakhirlah mereka di kamar Lisa yang kosong sekarang.
"Kau di mana, Lisa-ya." Sejak tadi Jisoo tak henti bergerak gusar. Ia sudah berusaha menghubungi Adiknya itu, tapi nihil.
"Apa semalam kalian ada bertemu dengan Lisa? Dia mengatakan sesuatu tentang akan pergi ke mana atau ada jadwal lain?" Tanya Jisoo pada kedua adiknya.
"Aniyo, aku sudah beberapa hari tidak bertemu dengannya. Kau?" Kini tatapan Jisoo dan Jennie menuju pada Rosie yang diam sejak tadi.
Rosie menguap dan tak menjawab.
"Aku bertengkar dengannya kemarin. Mungkin dia sedang menenangkan dirinya sekarang."Melihat bagaimana santainya jawaban Rosie, Jisoo menghela napasnya kasar karena tak habis pikir dengan Rosie.
"Ya! Kau gila?" Pekik Jisoo dengan nada tingginya.
"Wae? Dia kurang ajar, makanya aku memarahinya agar dia bisa belajar apa itu tata krama."
"Apa yang kau katakan padanya?" Kali ini Jennie yang bertanya. Karena pikirnya Lisa tidak akan sampai pergi dari rumah kalau Rosie hanya memarahinya biasa.
"Dia kurang ajar dan aku menyesal dia kembali ke rumah ini. Aku juga bilang kalau aku kecewa dengannya karena dia tidak menghargai usaha kita untuk kembali memperbaiki hubungan kita semua."
Jennie meremas tangannya diam-diam. Benar dugaannya. Lisa pergi karena sakit hati. Walaupun Jennie tidak membenarkan kelakuan Lisa, tapi ucapan Rosie sudah keterlaluan.
"Kenapa kau melakukan itu, Chaeyoung-ah," gumam Jisoo pelan.
"Lagi pula dia sudah dewasa, dia bisa pulang sendiri nanti. Tidak perlu berlebihan, paling nanti malam Lisa sudah kembali."
Kaki jenjangnya meninggalkan kamar Lisa. Rosie akan kembali tidur karena perbuatan Jisoo yang membangunkannya pagi tadi padahal dirinya masih sangat mengantuk.
"Heish! Kenapa semuanya jadi seperti ini?" Jisoo hanya bingung kenapa hubungan mereka yang baru saja membaik tiba-tiba kacau seperti ini.
"Wajar, Unnie. Chaeyoung merasakan apa yang kurasakan saat itu, jadi aku bisa mengerti. Kau juga akan mengerti jika sudah merasakannya." Beritahu Jennie.
"Tapi apa kalian tidak berpikir jika ada sesuatu yang aneh dari Lisa? Maksudku, Lisa berubah begitu tiba-tiba dan dia terlihat murung."
Sebenarnya bukan hanya Jisoo yang menyadari ini, tapi Jennie juga. Tapi berbeda dengan Jisoo, Jennie memilih untuk tidak berpikir lebih lanjut tentang perubahan Adik bungsunya itu.
"Seolma... Harabeoji," spontan Jennie langsung menoleh pada Jisoo.
"Unnie," panggil Jennie tegas.
"Itu mungkin saja, Jennie-ya."
"Tidak. Kau tidak lupa betapa sayangnya Harabeoji pada Lisa dulu? Itu suatu hal yang tidak mungkin. Harabeoji bisa menyuruh dan mengancam kita, tapi dia tidak akan berani mengancam Lisa."
Jisoo diam, mulai membenarkan dengan ucapan Jennie dalam hati. Semua ucapan Jennie benar, tapi mereka lupa dengan kata dulu yang Jennie ucapkan.
Suwon menyayangi Lisa dulu. Suwon tidak akan menyakiti Lisa dulu. Suwon tidak berani mengancam Lisa dulu. Nyatanya, sekarang semuanya berbeda.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ E N D ] ✔
FanfictionMereka hidup dengan sebuah perbedaan. Satu pihak berusaha untuk bertahan, dan pihak lain sudah menjerit untuk menyerah. Mereka tidak akan pernah sama, bahkan untuk sebuah kebahagiaan pun terlihat mustahil. "Kita berbeda. Bahkan sejak aku dilahirkan...