17. Not Your Business

3.3K 527 23
                                    

Sinar mata hari yang hangat mengusik tidur Jisoo. Sulung Kim itu terbangun dan pandangannya langsung jatuh pada kedua adiknya yang tertidur di sebelahnya.

Jisoo menghela napasnya setelah melirik jam yang tergantung di dinding. Sudah jam sepuluh pagi dan kehadiran Lisa belum terlihat.

"Kau sudah bangun, Nak." Suara itu menginterupsi pendengaran Jisoo. Menoleh ke arah Ibunya, Jisoo tersenyum kecil.

"Apa tidurmu nyenyak, Sayang?" Jisoo mengangguk.

"Lisa belum pulang?" Hanya itu yang ingin Jisoo tahu. Ia khawatir sejak tadi malam.

"Adikmu? Dia baru pulang tadi pagi." Jawab Hyeyoung enteng. Karena memang itu nyatanya, tadi pagi saat wanita itu bangun, ia melihat Lisa baru memasuki saja rumah.

"Benarkah?"

Melihat Hyeyoung mengangguk, Jisoo hendak berdiri dan pergi ke kamar Lisa. Tentu saja untuk memastikan keadaan adik yang ia khawatirkan semalaman.

Namun langkah kaki seorang yang menuruni tangga menghentikan kegiatannya. Pandangan Jisoo naik, menatap Lisa yang baru saja turun dari lantai atas.

"Lisa-ya,"

Lisa menatap balik Jisoo tanpa ekspresi. Hanya menatap datar dan tidak meninggalkan kesan atau jawaban apa pun.

Menyadari situasi dingin itu, Hyeyoung pergi dari sana. Memberi ruang untuk Anak-Anaknya menyelesaikan masalah yang ada.

"Kau baik-baik saja? Di mana kau tidur semalam? Kami semua khawatir menunggumu." Tanya Jisoo dengan nada khawatirnya.

Lisa tak langsung menjawab. Ada jeda beberapa detik untuk Lisa menatap lekat sepasang manik Jisoo yang jelas menunjukkan kepeduliannya pada Lisa.

"Bukan urusanmu." Sarkas Lisa. Jisoo sempat membatu beberapa saat mendengar jawaban Lisa. Adiknya itu bukan Lisa yang ia kenal.

"Tentu itu urusan kami. Kami Unniemu, dan kau adik kami," entah sejak kapan Jennie bangun, tiba-tiba gadis itu bersuara.

Helaan napas berat itu terdengar. Lisa memejamkan matanya sejenak sembari menarik napasnya dalam.

"Ini hidupku, kalian tidak berhak mencampuri urusan pribadiku." Saat hendak pergi, Lisa terhenti karena Jennie mencekal lengannya kuat.

"Jangan pergi, jawab dulu pertanyaan Jisoo Unnie baru kau boleh pergi."

Jennie memiliki sikap keras kepala, jadi dia tidak akan melepaskan Lisa sebelum ia mendengar jawaban dari Lisa.

"Sudah kubilang jangan ikut campur!" Lisa menghempas kasar tangan Jennie, membuat gadis berpipi mandu itu naik pitam.

"Aku Unniemu, jaga sopan santunmu!" Kedua sama-sama keras, jadi beginilah hasilnya.

"Kau memang Unnieku, tapi bukan berarti kau berhak mengulik kehidupan pribadiku sendiri."

Jennie hendak menjawab perkataan Lisa, namun tangan Jisoo yang menyentuh lengannya menghentikan niatnya itu.

"Lisa-ya, kau ini kenapa? Dari kemarin kau berubah. Apa kami ada salah denganmu?" Pertanyaan lembut itu datang dari Rosie.

Lisa kehabisan kata-kata.
"Aku harus pergi."

"Kubilang tak boleh pergi sebelum menjawab pertanyaanku!" Bentak Jennie emosi. Di sini ternyata bukan hanya Jennie yang emosi, melainkan Lisa juga.

"Aku tidak peduli,"

"Lagi pula kita beda ibu." Lanjutnya dengan suara pelan.

Salahkan pendengaran ketiga gadis Kim lainnya yang terlalu tajam sehingga mereka bisa sangat jelas mendengar perkataan Lisa barusan.

Different [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang