Walaupun ada rasa ragu, Lisa tetap saja memberanikan diri untuk pergi ke rumah sakit hari ini. Sejujurnya Lisa takut. Ia memiliki trauma terhadap gedung putih itu.
Beberapa tahun lalu, Lisa terlibat kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit. Saat itu kondisinya lumayan parah dan dirawat di rumah sakit selama hampir satu bulan. Bersyukur Sookyung selalu menemaninya kapan pun itu.
"Gwaenchana, Lisa-ya. Semua akan baik-baik saja."
Terpaksa Lisa harus kembali ke tempat yang paling tidak ia sukai itu. Terlebih dia kembali seorang diri, tanpa pendamping.
Satu minggu berlalu sejak terakhir kali Lisa mengalami sesak dan batuk darah. Dan dalam jangka itu juga, dua hal itu terus terjadi.
"Haruskah ku hubungi Olliver? Mobilku ada padanya." Lisa baru ingat jika mobilnya kini ada pada Olliver.
"Aniya, bisa heboh jika dia tahu aku ingin ke rumah sakit."
Lisa melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Ia berniat naik taksi saja ke rumah sakit, namun melihat Kimbum yang ada di ruang tengah, Lisa terpikirkan hal yang lebih baik.
"Appa." Panggil Lisa pelan.
"Hm? Ada apa, Nak?" Balas Kimbum lembut.
"Boleh kuminta sesuatu?" Kimbum menegakkan tubuhnya. Tidak pernah selama ini Lisa meminta sesuatu pada dirinya.
"Tentu. Apa saja yang kau mau, akan Appa berikan."
"Aku ingin pinjam mobil. Mobilku ada pada Olliver, dan aku harus pergi sekarang." Pinta Lisa ragu.
"Sebenarnya Appa mau meminjamkannya padamu, tapi mobil Appa sedang dipakai oleh Rosie karena mobil dia sedang masuk bengkel." Sesal Kimbum.
Tadi pagi Rosie juga meminjam mobil Kimbum untuk berangkat ke kantor karena mobil gadis itu sedang ada di bengkel setelah Rosie tidak sengaja menabrak trotoar saat sedang mengemudi.
"Ah, benarkah? Ya sudah tak apa. Aku naik taksi saja."
"Memangnya ingin pergi ke mana, Lisa? Kenapa tidak bareng Olliver saja perginya?"
"Ada urusan pribadi. Ini hari libur Olliver, jadi aku tidak mau menganggunya hari ini."
"Mianhae, Lisa-ya. Besok Appa akan membelikanmu mobil, supaya tidak dipakai bersama Olliver lagi." Spontan Lisa menggeleng tak setuju.
"Aku tidak sebutuh itu. Kalau begitu, aku pergi dulu." Setelah berpamitan, gadis berponi itu keluar dari rumahnya.
Baru saja Lisa menutup pintu, kini dihadapannya sudah ada Jisoo yang berdiri tegak menatapnya.
"Kau mengagetkanku." Lisa mengelus dadanya kaget.
Tanpa aba-aba atau sepatah kata apapun, Jisoo melempar kunci mobilnya pada Lisa. Untung saja Lisa memiliki reflek yang bagus, jadi ia berhasil menangkapnya.
"Maksudnya?"
Jisoo tak menjawab Lisa, sulung Kim itu hanya mengangkat bahunya acuh. Melihat Lisa yang masih diam, Jisoo memutar bola matanya jengah lalu meninggalkan Lisa sendiri di sana.
"Unnie," langkah Jisoo terhenti.
"Gomawo. Akan kukembalikan mobilmu tanpa lecet atau rusak." Lanjutnya sambil tersenyum.
Kini giliran Jisoo yang terdiam. Tanpa sadar gadis itu tersenyum tipis, sangat tipis sampai tak terlihat. Senyuman Lisa membuatnya tenang dan bahagia.
"Ya." Sulung Kim itu berlalu.
"Cukup kau yang kembali dengan baik tanpa sakit, Lisa. Mobil itu tidak penting dibanding kau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ E N D ] ✔
FanfictionMereka hidup dengan sebuah perbedaan. Satu pihak berusaha untuk bertahan, dan pihak lain sudah menjerit untuk menyerah. Mereka tidak akan pernah sama, bahkan untuk sebuah kebahagiaan pun terlihat mustahil. "Kita berbeda. Bahkan sejak aku dilahirkan...