54. Gone

5K 568 71
                                    

Dua minggu terlewati dengan biasa. Bedanya adalah sikap Lisa. Semenjak Lisa meminta maaf dan berujung diusir oleh Jisoo, Lisa selalu bersikap manis dan melayani ketiga kakaknya serta anggota keluarganya yang lain.

Contohnya pagi ini, Lisa yang tidak pernah bergelut di dapur sudah berada di sana sejak subuh. Dia menyiapkan sarapan untuk seluruh keluarganya bersama pelayan di rumah.

"Sebentar! Biar aku ambilkan air minumnya. Jangan bergerak dari kursi kalian, eoh?" Lisa beranjak dari sana dan kembali ke dapur untuk mengambil air. Kepergiannya membuat semua orang bingung, lebih tepatnya tidak terbiasa dengan sikap aneh Lisa.

"Ini airnya," ucapnya sembari menuangkan air putih ke dalam gelas masing-masing anggota keluarganya.

"Ayo kita makaㅡ Ah iya! Eomma alergi ikan, aku lupa. Biar aku buatkan telur sebagai penggantinya, ya?"

"Tidak perlu, Lisㅡ" terlambat. Lisa sudah berlari ke dapur dan tidak lama timbul kebisingan dari bunyi panci.

"Ada apa dengannya? Kenapa dia jadi seperti ini?" Tanya Kimbum bingung.

"Entahlah, dia sudah dua minggu seperti itu. Terlihat ingin menjadi anak baik." Sahut Rosie yang juga bingung.

"Dia benar-benar menjadi anak baik." Gumam Jisoo pelan. Ia teringat akan ucapan Lisa saat baru saja kembali.

"Sikapnya baik dan lucu, tapi kenapa perasaanku malah tidak tenang." Mata Jennie tertuju pada Lisa yang baru saja kembali dari dapur membawa sepiring telur untuk Sookyung.

"Igeo, Eomma."

"Terima kasih, Sayang." Tangan Sookyung bergerak mengelus surai Lisa.

"Yeoreobun, aku mau mengucapkan maaf dan terima kasih kepada kalian. Aku pikir kehadiranku sering membuat kalian kesal, tapi tidak apa. Maaf karena belum bisa membuat kalian bangga."

****

Kaki Jennie baru saja menapaki lantai empat rumahnya. Lantai yang sangat jarang di jamah oleh seluruh anggota keluarganya, mungkin hanya beberapa maid yang datang untuk mengambil sesuatu.

Niat Jennie memang ke atas sana untuk mengambil beberapa alat yang ia butuhkan untuk mendukung latihan aktingnya, namun sesampainya di sana Jennie malah dikejutkan dengan sesuatu.

Mata kucingnya menemukan sosok gadis berambut sebahu yang sedang duduk di pinggir jendela. Nampak menikmati pemandangan dan angin yang begitu sejuk.

"Lisa?"

Lisa yang baru menyadari kedatangan Jennie akhirnya menoleh dan senyuman tipis langsung ia layangkan pada Jennie.

"Sedang apa di sana?" Perlahan Jennie melangkah mendekati Lisa.

"Hanya mencari angin," sahut Lisa tanpa melunturkan senyumannya. Pandangan Lisa kembali terlempar ke luar sana.

"Kenapa harus di lantai empat? Ini gudang dan banyak sekali debu." Jennie tak mengerti apa yang dipikirkan Lisa. Banyak tempat bagus yang bisa Lisa datangi untuk mencari angin.

"Tempat ini cukup bagus." Sahut Lisa santai.

"Bagus katamu?" Kepala Jennie menggeleng tak paham.

"Unnie... " panggil Lisa lembut. Sangat lembut sampai membuat seluruh hatinya menghangat.

"... Jennie Unnie. Sudah lama aku tidak menyebut panggilan itu." Lanjut Lisa sambil tersenyum.

"Lisa-yaㅡ"

"Kau ingat salah satu janjiku dulu, Unnie?" Jennie diam sembari mengingat.

"Yang mana? Kau banyak membuat janji." Jujur Jennie. Tapi Lisa malah terkekeh mendengar jawaban polos Jennie.

Different [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang