"Kau yakin ingin pulang?"
Itu adalah kalimat sekaligus pertanyaan pertama yang meluncur dari bibir Olliver. Gadis berdarah Perancis itu baru mengetahui jika Lisa masuk rumah sakit kemarin.
Beberapa minggu belakangan memang Olliver selalu menghubungi dan bahkan mendatangi rumah Lisa. Namun malangnya kedatangan gadis itu selalu tidak bertepatan dengan keluarga yang bisa menjelaskan di mana keberadaan Lisa saat ini.
"Tentu saja. Aku sudah sehat, lagi pula terlalu lama di rumah sakit tidak baik untukmu juga. Deadline tulisanku semakin dekat dan kalau tidak diselesaikan, kau akan dimarahi Caesar." Sahut Lisa santai.
"Sudah terluka, masih saja memikirkan pekerjaan." Geriti Olliver tak suka. Lisa mendengus geli lalu segera bangkit dari posisinya saat melihat Jisoo datang untuk menjemputnya.
"Sudah siap?" Lisa mengangguk antusias.
"Ayoㅡ Ah, benar. Bagaimana dengan asistenmu? Aku tidak bisa berkomunikasi dengannya, jadi katakan padanya kalau dia bisa ikut dengan kita."
Lisa segera menoleh pada Olliver. Menatap sejenak wajah Sekretarisnya yang nampak kebingungan sekarang.
"Kau bawa mobil?"
"Bawa."
"Ya sudah, pulang sana." Usir Lisa. Olliver membelalak saat Lisa dan Jisoo langsung pergi begitu saja.
"Masih sakit saja sudah menyebalkan."
*****
Suasana hangat mansion itu menyambut kepulangan Lisa. Setelah beberapa minggu meninggalkan rumah ini, Lisa akhirnya kembali.
Dari arah dapur Jennie dan Rosie datang membawa kue. Tak lupa dengan lilin dan hiasan tak biasa di atas kue itu. Otak Lisa bekerja keras untuk mengingat tanggal ang tahunnya sendiri.
"Aku tidak ulang tahun." Ujarnya polos. Rosie terkekeh lalu mengacak gemas rambut Lisa.
"Selamat atas kepulangan Adik kesayangannya Unnie!" Seru Rosie bahagia. Lisa tertawa saat itu, sama sekali tidak bisa menahan rasa bahagianya.
"Kalau ingin makan sesuatu, katakan pada Unnie. Unnie akan belikan semuanya untukmu."
Jennie bersimpuh di depan Lisa untuk menyamakan tingginya. Lisa memang masih duduk dikursi roda, bukannya tidak bisa berjalan, tapi Jisoo memaksanya karena Sulung Kim itu takut luka Lisa terbuka.
"Ayo pesan pizza dan ayam goreng! Kalian menyukainya." Seru Lisa antusias. Kedua itu memang bukan makanan kesukaannya, tapi Lisa tahu persis kalau ketiga Kakaknya menyukai itu.
"Kau memang mirip denganku! Tentu saja, kau kan Adikku." Ucap Rosie girang saat Lisa mengusulkan memesan makanan kesukaan dirinya.
"Geurae, Unnie akan memesannya. Ayo kita ke kamarmu dulu, kau harus istirahat." Jisoo mengambil alih Adik bungsunya itu lalu menuntunnya hingga sampai di kamar.
Setelah berhasil mendudukan Lisa di atas kasur, Jennie memeriksa luka jahit Lisa sebentar sebelum membungkus tubuh Lisa dengan selimut.
Sebelum pulang dari rumah sakit memang mereka sudah diperingatkan oleh dokter untuk terus memantau dan menjaga luka jahitan Lisa, takut terkena infeksi.
"Nanti malam Chaeyoung akan mengganti perbannya. Dia sampai belajar khusus di rumah sakit supaya bisa mengganti perban lukamu dengan benar." Beritahu Jennie.
Rosie memang beberapa hari lalu pergi ke rumah sakit khusus untuk mengambil pelajaran tentang cara mengganti perban yang baik dan benar pada seorang perawat. Gadis itu giat sekali berlatih supaya Lisa tidak kesakitan nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [ E N D ] ✔
Fiksi PenggemarMereka hidup dengan sebuah perbedaan. Satu pihak berusaha untuk bertahan, dan pihak lain sudah menjerit untuk menyerah. Mereka tidak akan pernah sama, bahkan untuk sebuah kebahagiaan pun terlihat mustahil. "Kita berbeda. Bahkan sejak aku dilahirkan...