💙 Pak Iqbaal 💙

5.7K 281 0
                                    

Dhea masih terpaku dengan degup jantungnya yang lebih cepat dari seharusnya. Ia terus menatap sosok yang mengenakan celana bahan berwarna hitam dan kemeja lengan panjang yang berwarna sama.

Karena tak ingin membiarkan gadis di hadapannya berdiam diri terlalu lama, akhirnya si lelaki berdehem singkat.

Dheapun tersadar dari lamunannya. "Ma-maaf, saya nggak sengaja," ujar Dhea sambil menundukkan kepala. Ia mendadak gugup dan tidak berani menatap mata elang lelaki di depannya itu.

"Tolong buka pintunya!" pinta lelaki dengan suara beratnya sambil memberikan sebuah kunci ruangan pada Dhea.

Dheapun kembali mendongak. Tak ayal, tatapan keduanya kembali bertemu.
Dhea menatap lekat wajah lelaki itu yang datar dan terkesan dingin tapi tak mengurangi kadar ketampanannya.
Lagi-lagi si lelaki berdehem untuk membuat Dhea tersadar.

"I-iya," balas Dhea lalu menerima kunci itu.

Semua mahasiswi yang ada di depan ruangan masih saja melongo. Mereka hampir tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Mereka juga berharap bahwa dirinyalah yang ada di posisi Dhea barusan.

Pasalnya, lelaki tersebut adalah orang yang berhasil membuat heboh satu kampus karena berita kedatangannya di Universitas Viitor.

Mereka baru tersadar saat pintu ruang kelas sudah berhasil dibuka oleh Dhea.
Satu persatu mahasiswi mulai memasuki ruangan dengan terburu-buru.

💙💙💙

Kini semua mahasiswi sudah duduk di bangkunya masing-masing.

Dhea dan Lifia mendapatkan tempat duduk di bagian paling belakang dikarenakan hanya itulah yang tersisa.

Lagi-lagi Dhea merasa sedikit heran pada sikap teman-teman sekelasnya itu. Jika biasanya mereka bersikap tidak mau alias ogah-ogahan duduk di barisan depan, tapi sekarang mereka terlihat berlomba-lomba untuk duduk di depan.

Si lelaki meletakkan tasnya di atas meja. Lalu ia berdiri di depan papan tulis sembari memperhatikan semua mahasiswi yang berada di hadapannya itu.

"Selamat pagi," sapa si lelaki dengan wajah datarnya.

"PAGI, PAK," balas semua mahasiswi, kecuali Dhea dan Lifia dengan semangat 45.

"Perkenalkan nama saya Iqbaal Dhanandaya Armansyah dan saya yang akan mengajar mata kuliah Metode Kuantitatif Bisnis untuk kelas A ini," ujarnya tanpa tersenyum sama sekali.

Meskipun datar, pesona Iqbaal tetap mampu membius para mahasiswinya.

Gila, ternyata aslinya ganteng banget woy!

Akhirnya ada dosen muda dan ganteng

Wah! Gue jadi semangat kuliah nih

Gue rela deh nerobos antrean di depan ruang kelas demi biar dapet bangku paling depan lagi

Gue juga. Pokoknya gue nggak mau sampe duduk di bangku belakang

Ternyata gini ya rasanya ngeliat masa depan yang udah ada di depan mata

Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan

Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan serupa dari mahasiswi yang ternyata mampu didengar oleh Iqbaal.

Merasa tidak suka dan tidak dihargai keberadaannya, Iqbaalpun menjadi emosi.

"DIAM!!!"

Suara Iqbaal terdengar begitu tegas dan wajahnya semakin serius membuat kelas yang tadinya berisik menjadi hening seketika.

Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang