Setelah urusan di dapur selesai, Dhea dan Iqbaal pergi ke ruang tengah untuk menonton televisi. Mereka memilih sebuah acara komedi yang membuat keduanya tertawa bersama.
Saat sedang jeda iklan, handphone Dhea tiba-tiba berdering.
"Siapa?" tanya Iqbaal.
"Ayah," jawab Dhea. Lalu ia segera mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, Yah. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam. Kamu apa kabar?"
"Alhamdulillah aku baik. Ayah sama ibu gimana?"
"Alhamdulillah kita juga baik. Kamu udah makan belum?"
"Udah, Yah."
"Kamu sekarang lagi di mana? Masih di rumah sakit?"
Dhea memang sempat mengirim pesan ke orang tuanya yang isinya mengatakan kalau ia sedang di rumah sakit untuk menemani Iqbaal yang terkena tipes. Lalu ia juga memberitahukan perihal tidak masuk kuliah.
"Enggak, Yah. Aku lagi di apartemennya Iqbaal," jujur Dhea.
"Aku mau ngomong dong sama ayah kamu," ucap Iqbaal dengan lirih.
"Ngomong apa?" tanya Dhea menjauhkan hpnya.
"Ya pokoknya ngomong," jawab Iqbaal.
"Yaudah," kata Dhea.
Lalu ia kembali menempelkan hp ke telinga.
"Yah, Iqbaal mau ngomong nih," ujar Dhea.
"Iya, boleh," balas ayah.
Dhea memberikan hpnya pada Iqbaal.
"Halo, Om. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
"Saya Iqbaal, Om. Salam kenal ya."
"Salam kenal juga, Nak Iqbaal. Panggil ayah aja, jangan om!"
"Oh iya, Yah. Malem ini Dhea boleh ya nginep di apartemenku? Soalnya tadi aku baru keluar dari rumah sakit dan kebetulan nggak ada yang nemenin. Jadi, aku minta tolong ke Dhea buat nginep di sini. Besok pagi aku bakal nganterin Dhea ke kosnya kok, Yah. Ayah tenang aja. Ayah nggak perlu khawatir. Aku janji nggak bakal ngapa-ngapain anak Ayah. Aku janji bakal jaga Dhea dengan sebaik mungkin."
"Iya, boleh. Ayah percaya kamu anak baik-baik. Tolong jaga dan bahagiain Dhea ya, Nak Iqbaal!"
"Pasti, Yah. Aku bakal selalu ngejaga dan ngebahagiain anak ayah. Aku janji!"
"Ayah pegang janji kamu. Yaudah kalau gitu, ayah mau istirahat dulu ya. Salam buat Dhea."
"Iya, Yah. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Panggilan berakhir. Iqbaal mengembalikan hp Dhea.
"Ayah ngomong apa?" tanya Dhea menerima hpnya.
"Katanya, ayah ngebolehin kamu nginep di sini," jawab Iqbaal.
"Itu aja?"
"Ayah juga ngasih lampu ijo buat aku."
"Lampu ijo?"
"Iya. Ayah udah ngasih aku kepercayaan buat ngejaga dan ngebahagiain kamu. Sebisa mungkin aku akan berusaha untuk menjaga kepercayaan itu."
"Alhamdulillah. Aku seneng dengernya."
"Aku juga seneng. Tapi kamu mau kan bantuin aku?"
"Bantu gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || END
Teen FictionKetika takdir mempertemukan kita 💙 *** Dheana, mahasiswi semester 4 mendapatkan dosen yang tak lain adalah idolanya sendiri. Dosen tersebut bernama Iqbaal Dhanandaya Armansyah. Iqbaal memiliki wajah yang ganteng. Hal itu yang membuatnya seketika di...