Pertanyaan Iqbaal membuat Dhea melongo dan gugup seketika.
"Ma-maksudnya?"
"Lupakan! Kalau gitu tolong kamu yang ke kantin buat beli makanan! Saya tunggu di ruangan saya. Ini uangnya." Iqbaal memberikan selembar uang berwarna merah.
"Tapi-"
"Dheana!"
"Oke, saya ke kantin sekarang. Eh, tapi Bapak mau beli makan apa?"
"Samain aja kayak kamu."
"Oke."
💙💙💙
Setibanya di kantin, Dhea merasa bingung mau membeli makan apa. Takutnya Iqbaal tidak menyukai apa yang nanti dibelinya. Akhirnya, setelah berpikir Dhea memutuskan untuk membeli ayam geprek dan jus nanas di tempat favoritnya.
"Hai, Bu Sum," sapa Dhea pada si penjual.
"Eh, Mbak Dhea. Mau beli apa?" tanya bu Sum.
"Saya mau ayam geprek 2 sama jus nanas 2 ya, Bu."
"Level 10 semua, Mbak?" Dhea memang kebiasaan jika membeli pasti level 10. Maka dari itu ketika ia membeli 2 porsi maka bu Sum ingin memastikan level berapa saja.
"Yang 1 level 5 aja, Bu."
"Oke, Mbak Dhea. Ditunggu sebentar ya!"
"Oke, Bu."
Lalu Dhea duduk di kursi depan stan bu Sum.
Jika biasanya Dhea mengusir kejenuhan dengan bermain hp, sekarang tidak lagi karena hpnya ketinggalan di ruangan Iqbaal. Jadinya, ia memilih untuk mengamati situasi kantin saja.
Kantin sedang tidak terlalu ramai karena ini sudah jam masuk kelas dan banyak juga yang sudah pulang.
Beberapa saat kemudian.
"Mbak, Dhea!" panggil bu Sum membuat Dhea berdiri dan menghampirinya.
"Udah, Bu?"
"Udah, Mbak. Ini!" Bu Sum memberikan dua kantong plastik berisi pesanan Dhea.
"Makasih, Bu. Ini uangnya!" Dhea memberikan uang dari Iqbaal pada bu Sum.
"Ini Mbak kembaliannya. Makasih ya."
"Iya, Bu. Saya permisi dulu."
Dhea keluar dari kantin dan masuk ke gedung FEB.
"Kalau gue lewat lift pasti ntar pada mikir macem-macem. Yaudah deh lewat tangga aja. Itung-itung olahraga. Semangat, Dhea!" gumam Dhea.
💙💙💙
Setibanya di depan ruangan Iqbaal, Dhea langsung mengetuk pintu. Setelah Iqbaal menyuruh masuk, ia segera membuka pintu.
"Permisi, Pak," kata Dhea setelah masuk ke ruangan Iqbaal.
"Silakan duduk!" kata Iqbaal. Saat Dhea baru akan duduk di kursi depannya, tiba-tiba ia melarang. "Jangan di situ!"
"Lah terus?" tanya Dhea.
"Kita makan di situ," ujar Iqbaal melirik sofa.
Keduanya beranjak ke sofa.
"Oh ya Pak, tadi saya bingung mau beli apa, soalnya takut Bapak nggak suka," ucap Dhea sambil duduk di sebelah Iqbaal dan menaruh pesanan di atas meja.
"Terus jadinya kamu beli apa?" tanya Iqbaal.
"Ayam geprek sama jus nanas," jawab Dhea.
"Level berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || END
Teen FictionKetika takdir mempertemukan kita 💙 *** Dheana, mahasiswi semester 4 mendapatkan dosen yang tak lain adalah idolanya sendiri. Dosen tersebut bernama Iqbaal Dhanandaya Armansyah. Iqbaal memiliki wajah yang ganteng. Hal itu yang membuatnya seketika di...