💙 Cerita kehidupan Dhea 💙

2.3K 126 0
                                    

"Duduk di sana yuk!" ajak Dhea menunjuk bangku taman yang kosong dan tak jauh dari pohon rindang.

Iqbaal menyetujui. Lalu mereka segera duduk di sana.

"Dhea!" panggil Iqbaal sembari menatap lekat gadis di sampingnya.

"Iya?"

"Kamu tau nggak-"

"Enggak," sahut Dhea yang sengaja memotong ucapan Iqbaal.

"Aku belum selesai ngomong, Nona! Jangan dipotong dong!"

"Ih, aku nggak suka dipanggil nona," kata Dhea pura-pura kesal.

"Maunya dipanggil nyonya ya," goda Iqbaal sambil senyam-senyum.

"NO! Aku belum siap jadi nyonya," ujar Dhea.

"Terus maunya dipanggil apa dong? Sayang?" tanya Iqbaal.

"Panggil nama aja," jawab Dhea.

"Nama kamu susah, lebih gampang dipanggil sayang aja hehe," ucap Iqbaal.

"Serah deh," kata Dhea.

"Aku lanjutin omonganku yang tadi ya, tapi jangan dipotong lagi."

"Iya, enggak."

"Kamu tau nggak kalau kamu itu spesial buat aku?"

"Iya, tau."

"Kamu tau nggak kenapa kamu bisa spesial buat aku?"

"Nggak tau. Emang kenapa?"

"Kapan-kapan aku kasih tau."

"Kok kapan-kapan sih?"

"Karena sekarang aku masih males ngomong panjang lebar dan aku mau kamu aja yang banyak cerita ke aku."

"Aku cerita ke kamu? Cerita soal apa?"

"Kehidupan kamu."

"Kehidupan aku ya gini-gini aja."

"Gini-gini aja itu gimana? Kamu jelasin dong!"

"Aku bingung mau jelasin dari mana."

"Yang jelas dari awal."

"Ish. Yaudah gini aja, kamu mau tau apa dari aku?"

"Aku mau tau semuanya."

"Mau tau apa dulu?"

"Hm, kayaknya yang pertama harus aku tau tentang asal-usul kamu deh. Kalau nggak salah di sini kamu ngekos kan?"

"Iya."

"Ngekos di mana?"

"Di jalan New Mountain."

"Ngekos sama siapa?"

"Berdua sama Syila."

"Syila itu cewek kan?"

"Iya lah. Dia anak Yuvii juga, jurusan Akuntansi."

"Bagus lah. Terus aslinya kamu orang mana?"

"Aku dari desa Rangkalb. Itu lokasinya ada di ujung selatan kota. Kalau dari kampus, ya jarak tempuhnya sekitar satu setengah sampe dua jam."

"Jauh ya."

"Lumayan."

"Aku jadi nggak tega ngebiarin kamu nempuh jarak sejauh itu."

"Aku udah terbiasa kok."

"Kenapa kamu nggak minta anterin aja sama orang tua kamu? Biar kamu nggak capek gitu."

"Justru kalau mereka nganterin, yang ada mereka yang capek, Baal. Aku mana tega coba bikin mereka capek gara-gara aku."

"Oh iya. Kalau gitu kapan-kapan aku yang nganterin kamu ya."

Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang