Selesai makan.
"Besok kamu izin aja ya nggak usah masuk kuliah," ucap Iqbaal.
"Kenapa emangnya?" tanya Dhea.
"Di sini aja, temenin aku. Ya? Please! Nanti biar aku deh yang izinin kamu ke dosen."
"Besok itu hari apa?"
"Selasa. Kenapa?"
"Haduh! Aku lupa belum ngerjain tugas. Mana besok dikumpulin lagi."
"Makanya kamu nggak usah masuk, jadi dikumpulin minggu depan aja."
"Aku nggak mau kalau kayak gitu. Aku mau ngerjain tugas sekarang. Jadi besok aku nitip ngumpulin ke temen-temen."
"Yaudah terserah kamu. Ngomong-ngomong kok udah ada tugas? Kan baru aja selesai UTS."
"Nggak tau tuh. Kemarin tiba-tiba dosennya ngirimin soal, katanya dikumpulin pas masuk."
"Oh. Tugasnya apa? Siapa tau aku bisa bantu."
"Kalau nggak salah disuruh ngerjain soal uraian gitu. Bentar, aku cari dulu filenya. Nah, ini! Kamu ngerti nggak?" tanya Dhea sambil memberikan hpnya pada Iqbaal.
"Ini mah gampang," kata Iqbaal.
"Serius?"
"Iya. Sini biar aku yang ngerjain."
10 menit kemudian, Iqbaal berhasil menyelesaikan soal uraian berjumlah 5 tersebut.
"Udah nih!" Iqbaal mengembalikan hp Dhea.
"Beneran udah? Kamu nggak ngarang kan?" tanya Dhea memastikan.
"Kamu cek aja sendiri. Aku jamin jawabanku bener semua," jawab Iqbaal.
Lalu Dheapun mulai membaca jawaban satu persatu.
"Iya, bener semua. Ternyata kamu pinter ya," puji Dhea.
"Berarti selama ini kamu ngira aku bodoh?" tanya Iqbaal.
"Bukan aku lho yang ngomong," ujar Dhea.
"Ish, kamu. Untung aku sayang."
"Hehehe, bercanda. Makasih ya. Aku mau ngerapihin tulisannya dulu sama nambahin kata-katanya pakek kata-kataku."
"Iya."
Iqbaal terus memperhatikan Dhea yang sepertinya sangat fokus pada benda pipih di tangannya.
Lalu Iqbaal melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan hampir jam 10.
"Dilanjut besok lagi nugasnya. Ini udah malem. Ayo tidur dulu!" kata Iqbaal.
"Kamu duluan aja. Aku masih baca hasil rapat tadi, nanggung tinggal dikit lagi," balas Dhea tanpa menatap Iqbaal.
"Aku nggak mau tidur kalau kamu nggak tidur," ujar Iqbaal.
"Oke, aku tidur," putus Dhea mengalah.
"Tidur di sini jangan di sofa," ujar Iqbaal saat melihat Dhea menaruh tasnya di sofa.
"Aku nggak mau, Baal. Ntar kalau tiba-tiba ada wartawan yang ngeliat kita tidur seranjang gimana? Bisa-bisa aku dibully satu Indonesia." Dhea berusaha mencari alasan untuk menolak.
"Nggak bakal ada yang tau. Aku udah minta ke ayah sama bunda buat nyembunyiin keberadaanku. Jadi, wartawan nggak bakal tau kalau aku dirawat di sini," jelas Iqbaal.
"Kamu yakin?"
"Iya. Udah sini!"
"Oke."
Saat Dhea akan menghampirinya, Iqbaal kembali berkata, "Eh, tapi tolong kamu kunci pintunya ya! Untuk antisipasi aja gitu," pinta Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || END
Teen FictionKetika takdir mempertemukan kita 💙 *** Dheana, mahasiswi semester 4 mendapatkan dosen yang tak lain adalah idolanya sendiri. Dosen tersebut bernama Iqbaal Dhanandaya Armansyah. Iqbaal memiliki wajah yang ganteng. Hal itu yang membuatnya seketika di...