"Jadi apa yang udah terjadi?" tanya Fian.
"Tadi gue nggak sengaja ketemu Dhea di lantai 1 FEB. Posisinya Dhea udah nangis. Gue inisiatif ngajak Dhea ke sini biar dia lebih tenang. Terus Dhea cerita kalau ...."
Gio menjelaskan semuanya pada Fian.
💙💙💙
"Bangsat! Berani-beraninya tuh dosen bikin Dhea sampe nangis kayak gitu. Nggak bisa dibiarin. Gue harus kasih perhitungan," marah Fian.
"Jangan, Yan! Lo nggak boleh ngapa-ngapain Iqbaal," larang Gio.
"Kenapa? Gue nggak tega ngeliat Dhea nangis kayak gitu, Gi."
"Kalau lo sampe ngapa-ngapain Iqbaal, yang ada Dhea malah marah sama lo. Dia pasti nggak mau ngeliat Iqbaal kenapa-napa dan bisa-bisa lo dihukum sama pihak kampus karena nyari masalah sama dosen."
"Lo ada benernya. Terus gue harus gimana?"
"Saran gue, lo sama temen-temen lo selalu ada buat Dhea. Kasih Dhea support dan bikin Dhea ceria lagi. Soalnya kan kalian yang hampir tiap hari ketemu. Sedangkan gue sama Leo kan fakultas kita jauh."
"Iya. Gue pasti berusaha bikin Dhea ceria kayak biasanya. Makasih buat saran dan penjelasannya. Sorry tadi gue sempet salah paham."
"Nggak papa. Yaudah kita balik ke sana, gue juga mau pamit soalnya."
"Ayo!"
💙💙💙
"Dhea!" panggil Gio. Dhea langsung mendongak. "Aku balik ke tribun dulu ya, udah ditungguin sama temen-temen. Kamu jangan nangis lagi ya!" ujar Gio.
"Iya, Kak Gi. Makasih banyak ya," balas Dhea.
"Sama-sama. Gue duluan," pamit Gio pada yang lain. Lalu iapun pergi.
Fian kembali duduk di samping Dhea. "Maafin aku karena udah ngebentak kamu," ucap Fian memeluk Dhea.
"Iya. Aku udah maafin kamu kok," balas Dhea.
"Gimana kalau kita ke kantin? Kamu pasti laper kan habis nangis?" usul Fian.
"Hehe, tau aja kamu," jawab Dhea.
"Tau dong. Ayo guys kita ke kantin!" ajak Fian.
"Traktir ya, Yan" pinta Vadli.
"Iya-iya, gue traktir," kata Fian.
"Asik, makan-makan!" seru Vadli.
💙💙💙
Dhea dan kelima teman baiknya berjalan bersama menuju ke kantin.
"Tadi gimana pertandingannya? Menang nggak?" tanya Dhea sambil melirik Fian yang tengah merangkulnya.
"Menang dong. Lusa aku tanding lagi. Kamu harus nonton ya," jawab Fian.
"Iya. Aku pasti nonton," ucap Dhea.
💙💙💙
Dhea dkk memasuki kantin.
Di meja yang tak jauh dari pintu ada Kenan yang sedang makan bersama rekan dosennya.
Kenan tidak sengaja mendapati sosok Dhea. Iapun tersenyum. Tapi tiba-tiba senyumnya luntur saat melihat mata sembab Dhea.
Kenan menjadi penasaran.
Apa Dhea habis nangis? Tapi kenapa dia nangis? Siapa yang udah bikin dia nangis? Batin Kenan bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || END
JugendliteraturKetika takdir mempertemukan kita 💙 *** Dheana, mahasiswi semester 4 mendapatkan dosen yang tak lain adalah idolanya sendiri. Dosen tersebut bernama Iqbaal Dhanandaya Armansyah. Iqbaal memiliki wajah yang ganteng. Hal itu yang membuatnya seketika di...