💙 Dhea curhat 💙

3.7K 181 0
                                    

Dhea baru saja tiba di kosnya.

Ya, Dhea bukanlah anak asli kota ini melainkan ia anak rantau.

Dhea tidak sendirian di kos-kosan itu karena ada Syila yang menemaninya.

Syila adalah teman Dhea sejak kecil. Mereka selalu sekelas mulai dari TK sampai SMA.

Saat mengetahui keduanya sama-sama lolos di Universitas Viitor dan mengharuskan mereka menjadi anak kos karena jarak kampus ke rumah yang jauh, jadi kedua orang tua Dhea dan Syila sepakat untuk mencarikan kos bagi anak-anaknya di tempat yang sama.

Kos yang Dhea tempati sebenarnya bukan asli kos-kosan, melainkan sebuah rumah yang hanya dihuni oleh seorang wanita yang sudah berumur, Dhea memanggilnya dengan sebutan eyang.

Eyang punya keluarga. Ia punya anak dan cucu yang peduli dengan dirinya. Tapi, memang eyang yang mau untuk tinggal seorang diri. Tapi seringkali anak dan cucunya datang berkunjung ke rumah eyang.

"Kayaknya Syila belum pulang deh," gumam Dhea karena tidak melihat motor Syila.

Dhea dan Syila berbeda jurusan. Kalau Dhea mengambil Manajemen, Syila mengambil Akuntansi.

Dhea masuk ke dalam rumah lalu menuju ke kamarnya.

Dhea meletakkan tasnya di kursi lalu ia duduk di atas kasur.

Dhea melirik jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 16.23.

"Mendingan sekarang gue mandi terus salat Asar," ucap Dhea bermonolog.

💙💙💙

Dhea baru selesai melipat mukenahnya. Setelah meletakkan mukenah di atas meja belajar, Dhea merebahkan tubuhnya.

Sembari menatap langit-langit kamar, Dhea kembali mengingat apa yang terjadi padanya hari ini. Di mana tiba-tiba Iqbaal menjadi dosennya dan ucapan Lifia yang menyarankan untuknya berjuang.

Dhea merasa bingung dan belum yakin untuk menerima saran dari Lifia. Untuk itu, ia berpikir kalau sepertinya ia membutuhkan seseorang untuk memberinya saran.

"Kiki! Zahra!" gumam Dhea.

Lalu ia berdiri dan mengambil handphone dari dalam tas.

Dhea mencari kontak bernama Kiki Safitri. Setelah menemukan, ia segera menghubunginya.

"Halo, Ki," sapa Dhea.

"Halo, Dhe," balas Kiki.

"Lo lagi sibuk nggak?" tanya Dhea.

"Enggak sih. Tapi ini gue masih di kampus. Kenapa?" balas Kiki.

"Gue mau ketemu sama lo. Ada yang mau gue ceritain. Penting!" ujar Dhea.

"Ketemu ntar malem aja gimana?" usul Kiki.

"Iya, boleh. Ntar malem ketemu di CC ya."

"Oke, Dhe."

"Eh, jangan lupa ajakin Zahra sekalian, Ki!"

"Iya, ntar gue ajak."

"Oke. Thanks, Ki."

Panggilan berakhir. Dhea kembali duduk di atas kasur empuknya.

Ketika sedang ada masalah atau apapun yang mengganggu pikirannya, Dhea memang sering curhat dan meminta saran kepada Kiki dan Zahra. Mereka berdua adalah sahabat baik Dhea sejak dulu sampai sekarang.

💙💙💙

Malam haripun tiba. Setelah menunaikan ibadah salat Magrib, Dhea bersiap-siap untuk pergi ke CC.

Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang