💙 Aku cuma mau kamu 💙

5.4K 242 0
                                    

"Tunggu!" seru Iqbaal membuat Dhea dan Lifia menghentikan langkahnya.
Keduanya berbalik badan untuk menatap Iqbaal.

"Kenapa, Pak?" tanya Dhea.

Iqbaal menenteng tas laptopnya lalu berjalan mendekat ke mereka.

"Tolong kunci pintunya terus kembalikan kuncinya ke TU!" pinta Iqbaal menyodorkan kunci ruangan ke Dhea.

"Baik, Pak," balas Dhea.

"Mulai minggu depan, kamu sebagai komting yang bertanggung jawab untuk mengambil kunci ruangan. Kamu bisa membukanya tanpa menunggu kehadiran saya. Mengerti?" jelas Iqbaal.

"Mengerti, Pak," balas Dhea.

"Ya sudah. Saya pergi dulu," pamit Iqbaal.

"Iya, Pak," balas Dhea. Entah mengapa, saat berbicara dengan Iqbaal membuat Dhea kehabisan kata-kata,  jadi ia hanya bisa menjawab seadanya.

"Ciee, Dhea," goda Lifia setelah Iqbaal pergi.

"Nggak usah cie-cie ah Fi, gue malu nih," ujar Dhea.

Lifia terkekeh. Ini pertama kalinya ia melihat seorang Dheana malu berhadapan dengan lelaki. "Lo pasti seneng ya bisa ketemu dan diajar sama Iqbaal?" tebak Lifia kemudian.

"Seneng sih seneng, Fi. Tapi ternyata dia kalau ngajar teges juga ya. Disiplin kayaknya," jawab Dhea.

"Iya. Gue juga speechless pas tau gaya ngajarnya Iqbaal. Gue pikir karena dia masih muda jadi ngajarnya bisa santuy, eh ternyata enggak."

"Iya, sama. Gue juga mikirnya dia bakal jadi dosen yang ramah, ternyata malah killer."

"Ya, semoga aja nilai kita bisa aman dan kita bisa lulus kelasnya Iqbaal ya, Dhe," harap Lifia.

"Aamiin, Fi. Yaudah yuk kita keluar!" ajak Dhea.

Lifia menyetujui. Keduanya bergegas keluar.

💙💙💙

"Hai," sapa seseorang secara tiba-tiba saat Dhea baru selesai mengunci pintu.

"Astaghfirullah, Fian!" pekik Dhea refleks menoleh. "Bisa nggak, nggak usah ngagetin gitu?" kesal Dhea sambil menatap lelaki bertubuh jangkung itu.

"Hehehe. Sorry, Dhe. Aku nggak bermaksud ngagetin kamu," ucap Fian menyengir.

"Lain kali jangan gitu lagi ya," kata Dhea.

"Iya," balas Fian.

"Kamu udah selesai kelas?" tanya Dhea.

"Udah," jawab Fian.

"Terus ngapain ke sini? Kok tumben sendiri? Temen-temen kamu pada ke mana?" tanya Dhea.

"Iya, Yan. Hendra juga ke mana?" sahut Lifia ikut bertanya.

"Aku ke sini karena mau ngajak kamu ke kantin," jawab Fian. "Kelas kamu yang kedua masih satu setengah jam lagi kan?" tanyanya memastikan.

Dhea menganggukkan kepalanya.

"Nah! Terus kalau temen-temen aku termasuk Hendra udah nunggu di gazebo," lanjut Fian menjawab pertanyaan kedua gadis di hadapannya.

"Kok Hendra nggak nyamperin gue sih?" tanya Lifia terbesit kekesalan pada sang pacar.

"Sebenernya dia mau nyamperin lo, tapi dia inget kalau habis kelas dia mau nemuin dosen walinya buat ngurus KHSnya yang ada masalah," terang Fian.

Dosen wali atau yang disingkat doswal itu seperti wali kelas kalau di bangku sekolah. Dosen wali bertugas memberikan bimbingan, arahan, maupun membantu mahasiswa/inya terkait perkuliahan dan nilai jika ada masalah.

Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang