Ucapan Dhea terpotong karena tiba-tiba handphonenya berdering.
Ia segera mengambil hp dari dalam tas ransel berwarna pastelnya.
Dalam layar tertera nama kontak 'Kak Gio' yang menelepon Dhea.
"Pak, saya angkat telfon bentar ya," izin Dhea.
"Hm," balas Iqbaal. Lalu ia kembali duduk di kursinya.
"Halo," sapa Dhea terlebih dulu.
"DHEEEAAAAAA!!!" teriak dua orang secara bersamaan dari seberang sana membuat Dhea refleks menjauhkan handphone dari telinganya.
"Astaghfirullahal adzim, Kak Gio, Kak Leo. Bisa nggak, nggak usah teriak-teriak gitu? Sakit nih telingaku," ucap Dhea dengan kesal.
"Hehehe. Maafin kita, Dhe. Kita terlalu bersemangat karena denger suara kamu," ucap Gio.
"Iya, nggak papa, Kak. Ada apa nelfon aku? Kangen ya?" tebak Dhea.
"Jelas lah Dhe, kita kangen sama kamu. Udah sebulan lebih nggak ketemu," jawab Leo.
"Iya nih, kangen huhuhu," ucap Gio.
"Kamu lagi di mana, Dhe? Udah selesai kelas belum?" tanya Leo.
"Udah, Kak. Ini lagi di ruang dosen, ada urusan bentar," jawab Dhea.
Jika Dhea asyik dengan Gio dan Leo, Iqbaal justru asyik dengan laptopnya. Tapi, itu hanya pencitraan. Karena nyatanya, secara diam-diam Iqbaal mendengarkan setiap pembicaraan Dhea dengan orang yang diteleponnya. Entah mengapa, tiba-tiba Iqbaal menjadi penasaran pada hal yang menurutnya tidak penting itu.
"Urusannya udah selesai?" tanya Leo.
"Emang kenapa, Kak? Dhea bertanya balik.
"Kalau udah, kamu ke sini dong! Aku sama Gio lagi di kantin nih," jawab Leo.
"Kantin FK (Fakultas Kedokteran)? Males, Kak. Jauh tau FEB ke FK," ucap Dhea.
"Yang bilang kantin FK tuh siapa?" tanya Gio.
"Lah terus?" bingung Dhea.
"Kita lagi di kantin FEB, Dhe," ucap Gio.
"Iya, Dhe. Buruan kamu ke sini, ntar kita kangen-kangenan!" tambah Leo.
"Sekarang?" tanya Dhea.
"Iyalah, Dhe. Masa nunggu lebaran sih," jawab Leo.
"Masih lama dong hahaha," sahut Gio.
"Oke-oke. Aku otw ke sana ya. Tungguin! Jangan ditinggalin!" ucap Dhea.
"Siap, Cantik. Kita nggak bakal ninggalin kamu kok," balas Leo.
"Yoi. Kita kan selalu setia nungguin Bidadari," ujar Gio menambahi.
"Yaudah Kak, aku ke sana. Eh, tolong pesenin makan dulu dong! Biar pas aku nyampe udah ready gitu hehe," pinta Dhea.
"Boleh-boleh. Kamu mau makan apa?" tanya Leo.
"Bakso sama lemon tea aja, Kak," jawab Dhea.
"Oke Dhe, kita pesenin. Kamu buruan ke sini ya!" ucap Leo.
"Iya, Dhe. Buruan! Kalau nggak ...." Gio menggantung ucapannya.
"Kalau nggak kenapa, Kak?" tanya Dhea penasaran.
"Kita bakal dikerumunin sama ciwi-ciwi FEB," jawab Gio.
"Hahaha. Ada-ada aja, Kak. Yaudah, see you ya!" ucap Dhea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || END
JugendliteraturKetika takdir mempertemukan kita 💙 *** Dheana, mahasiswi semester 4 mendapatkan dosen yang tak lain adalah idolanya sendiri. Dosen tersebut bernama Iqbaal Dhanandaya Armansyah. Iqbaal memiliki wajah yang ganteng. Hal itu yang membuatnya seketika di...