💙 Iqbaal kenapa? 💙

2.5K 142 0
                                    

Akhir-akhir ini, Dhea berangkat ke kampus bersama Fian karena lelaki itu memaksa ingin mengantar-jemput Dhea. Awalnya Dhea menolak tapi karena Fian yang terus-terusan memohon, akhirnya Dhea mengiyakan.

Meskipun Fian tidak ada kelas pagi atau tidak ada kelas sama sekali, ia selalu menyempatkan menjemput Dhea.

Ketika Dhea selesai kelas dan Fian juga sudah keluar kelas, maka ia akan menjemput Dhea di kelas lalu mengajaknya ke gazebo, taman, atau ke kantin. Terkadang mereka hanya berdua, terkadang juga berenam.

Meskipun semakin dekat, namun hal itu tidak mengubah perasaan Dhea ke Fian. Ia tetap menganggap Fian sebagai teman baiknya dan Fian pun menerima itu dengan lapang dada. Yang terpenting bagi Fian adalah ia bisa menghibur Dhea yang masih saja memikirkan Iqbaal. Meskipun Dhea tidak mengatakannya secara langsung, tapi dari sorot mata Dhea, Fian dapat merasakan kesedihan yang mendalam dari gadis yang dicintainya itu.

💙💙💙

Hari Seninpun tiba, di mana hari ini di jam pertama bagi Dhea adalah waktunya mata kuliah Metode Kuantitatif Bisnis yang diajar oleh dosen ganteng alias Iqbaal.

Dulu saat pertama diajar, Iqbaal sempat mengatakan kalau Dhea selaku komtinglah yang bertugas mengambil kunci di TU, membuka dan menutup ruangan, serta mengembalikan kunci. Tapi, sejak Dhea memutuskan untuk menjauh, ia meminta orang lain untuk menggantikannya. Awalnya tidak ada yang mau, tapi karena Dhea terus memohon dan membuat mereka tidak tega, jadi ada satu orang yang bersedia menjadi komting pengganti.

Ketika kelas telah dibubarkan oleh Iqbaal, semua mahasiswi berhamburan keluar kelas. Tadinya Dhea juga ingin buru-buru keluar, tapi karena tidak mau berdesakan akhirnya Dhea mengalah. Ia menunggu kelas sepi. Tak lupa, Lifia juga ada untuk menemaninya. Alhasil, kini di ruang kelas hanya tersisa tiga orang yaitu Dhea, Lifia, dan Iqbaal.

"Dhea!" panggil Iqbaal saat Dhea dan Lifia melangkahkan kaki menuju pintu.

Terpaksa keduanya berhenti. Dhea menatap Iqbaal seolah bertanya, "Ada apa, Pak?"

"Saya mau ngomong sama kamu," ucap Iqbaal.

"Maaf Pak, saya sibuk," balas Dhea berusaha sopan.

"Saya mohon! Hanya sebentar saja. Saya-"

"Hai, Dhe," sapa seseorang yang tiba-tiba datang dan langsung merangkul pundak Dhea.

Dhea menatap orang itu. "Udah selesai kelas?" tanya Dhea.

"Udah. Kamu udah kan?"

"Udah, Yan."

Ya, orang itu adalah Fian.

"Ayo ke kantin! Hendra sama yang lain udah di sana," ajak Fian.

"Aku mau ke kos dulu," kata Dhea.

"Ngapain?" tanya Fian.

"Buku aku ketinggalan hehe," jawab Dhea sambil menyengir.

"Yaudah aku anterin ya," ucap Fian.

"Nggak usah. Ntar ngerepotin kamu lagi," tolak Dhea.

"Nggak ngerepotin kok. Lagipula kamu nggak bawa motor, tadi kan berangkat sama aku. Jadi, ayo aku anter ke kos!"

"Yaudah deh ayo! Tapi habis itu temenin aku beli ice cream di kedai yang waktu itu ya. Aku udah lama nggak ke sana. Jadi kangen sama rasa ice creamnya," pinta Dhea.

"Iya, ayo! Apa sih yang enggak buat kamu?" goda Fian mencubit pipi Dhea.

"Ish, sakit tau!" pekik Dhea sambil memegangi pipinya.

Pak Iqbaal : Dosen Ganteng || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang