10K 1.3K 548
                                    

🎴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎴

"Anak-anak kita.. "

"sepertinya terlalu akrab"

Di suatu ruangan tampak ke dua orang tua yang tengah mendiskusikan ke dua anaknya sambil menikmati teh.

"Kau benar." sang ayah nampak menatap jauh ke luar jendela.

"Jika dibandingkan hubungan kakak adik biasa, mereka sedikit berlebihan." lanjut sang ayah sambil menyeruput teh.

"Tidakah kita harus melakukan sesuatu kepada mereka?" seakan tertekan, sang ibu memijat pelipis kening berupaya untuk memikirkan jalan keluar.

"Untuk sementara kita lihat saja dulu. Sebagai kakak harusnya Izana tau batasanya.." seakan menggantungkan perkataanya, sang ayah kembali angkat suara.

"Lagipula mereka masih kecil."

______________________________________

Dan di sinilah mereka berada. Mereka berdua pergi bersama ke pameran.
Awalnya mereka pergi bersama dengan kelompok. Namun Izana menarik (name) untuk memisahkan diri agar bisa pergi berdua.

Mereka telah berada di sana cukup lama untuk mencoba beraneka ragam makanan dan wahana. Dan tempat terakhir yang akan mereka kunjungi yakni rumah hantu.

Saat ini berada pada kondisi di mana (name) bersembunyi di belakang Izana.

Tentu saja Izana takut. Namun ia harus meyakinkan (name) bahwa mereka akan baik-baik saja.

"Kak, t-takut p-pulang aja yuk" (name) terus risih dan bersembunyi di belakang Izana sambil meremas kuat baju belakangnya.

"T-tenang saja, (name) kita sudah dekat penghujung." sebenarnya itu cuma alasan Izana untuk membuat (name) tenang.

Pada kenyataanya, mereka baru saja masuk dan belum muncul satupun gangguan. Sepanjang jalan cuma suara teriakan latar yang sungguh menekan mental.

"BWAAAAAAA"

"GYAAAAAAAAAAAAA" (name) langsung berteriak histeris dan pingsan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"GYAAAAAAAAAAAAA" (name) langsung berteriak histeris dan pingsan.

"UWAAAAAAAAA" sedangkan Izana refleks menendang hantu tersebut hingga terjungkal.

Izana segera menggendong (name) kabur keluar tempat tersebut sambil menangis. Tidak ada pilihan lagi bagi anak itu. Ia hanya berlari sambil memukul semua yang ia jumpai sampai menemukan jalan keluar.

Hingga akhirnya mereka berhasil pulang dengan selamat meski kehilangan jejak dari kelompok .

Butuh waktu tiga jam lebih untuk (name) sadar dari pingsanya. Izana lebih memilih menunggunya hingga sadar ketimbang membangunkanya menggunakan percikan air dingin.

"Ugh.. Uwaaaa" (name) langsung bangun dari tidurnya secara tiba-tiba membuat Izana panik.

"(name)?" panggil Izana sambil bersweat drop.

"A-ah maaf aku sepertinya bermimpi buruk" ucap (name) gagap sambil tersenyum kikuk.

"Maaf. Seharusnya aku tak membawamu ke sana" ucap Izana sambil menunduk. Ia benar-benar menyesal.

"A-apa? Tidak kok. Aku baik-baik saja. Akukan adiknya kakak." sebisa mungkin (name) tersenyum ceria sembari menampilkan deretan gigi putihnya.

Sang kakak terdiam.

Tiba-tiba ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan memberikanya pada (name).

"Wah kakak ini indah sekali" (name) berseri-seri melihat pemberian kakaknya.

"Tentu saja. Ini gelang couple yang kubeli di pameran tadi, anggap saja ini sebagai permintaan maafku hehe" sang kakak tertawa hambar sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ah kakak memiliki belahan sebelahnya dan aku sebelahnya? Wah keren " ucap (name) berbinar-binar sambil meneliti tiap inci gelang ini.

Tiba-tiba saja Izana menyatukan belahan hati miliknya pada gelang milik (name).

"Eh? hati?" beo (name). Ia sedikit merasa aneh dengan bentuknya.

"Ini.. Bukanya gelang yang digunakan para kekasih?" lanjutnya.

"Ntahlah aku juga tidak tau. Aku asal mengambilnya saja. Memangnya apa yang kau ketahui tentang gelang ini " Izana balik bertanya.

"Hm.. Ini seperti gelang yang  menggambarkan perasaan cinta untuk kedua pasangan? Seperti belahan jiwa? Aku kemarin sempat membacanya " (name) berbicara sembari mengingat-ingat.

"Kalau begitu jadilah pasanganku" ucap Izana antusias.

"E-eh?" (name) tersentak dan semakin bingung dengan keadaan. Meskipun dia masih kecil tapi dia paham perkataan Izana sepertinya tidak pantas ditujukan padanya.

Sebelum (name) menjawab, sebuah suara menginterupsi percakapan mereka.

"Izana"  panggil sang ayah.


______________________________________

Kurokawa (Name)
(8 y.o)

Mengenai karakter (name) :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengenai karakter (name) :

Untuk umum,  karakter (name)  memiliki warnah mata dan rambut yang sama seperti Izana. Yang membedakanya cuma warnah kulit (name) yang sedikit lebih putih ketimbang Izana. Dan untuk umur, (name) lebih muda 3 tahun dari Izana.










Continue...

𝐕 𝐚 𝐠 𝐚 𝐫 𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang