7.7K 1.2K 123
                                    

🎴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎴

Dan disinilah mereka berada. Izana bersama ayah dan ibunya.

Nampak sang ayah yang sudah lelah sambil memijat pelipisnya.

"Izana.." sang ayah menggantungkan kalimat sembari menghembuskan nafas kasar.

"Menurutmu (name) itu siapa?" tanya sang ayah serius. Izana yang dipandang begitu nampak bingung.

"Adiku?" jawab Izana.

"Kau benar. Karena itu bersikaplah sebagai kakak yang baik." ucap sang ayah serius membuat Izana bertambah bingung.

"Memangnya selama ini aku kakak yang buruk??" tanya Izana.

"Tidak.. Tidak izana, harusnya kau tau batasan antara kakak dan adik. Kakak dan adik bukanlah pasangan." ungkap sang ayah. Ia terlihat ragu mengatakan pada anaknya, namun tetap ia katakan.

Izana terdiam.

"Apa maksud ayah?" Izana yang semakin membingung pun lansung bertanya pada intinya.

Sang ibu yang dari tadi terdiam pun memutuskan untuk bicara.

"Apa kau menyukai (name)?" Pertanyaan sang ibu membuat ayah dan sang anak terkejut. Sang ayah berpikir bagaimana bisa istrinya menanyakan hal itu secara terang-terangan.

"T-tentu saja. Bukan hanya menyukai nya saja, aku juga menyayanginya. Sangat menyayanginya " Izana mengatakanya dengan antusias meski terdapat gambaran sedikit keraguan.

"Baiklah Izana, kau harusnya sudah cukup tau soal ini. Apakah kau mencintainya?" Lanjut sang ibu. Izana tersentak kaget kemudian bersweat drop. Ia sepertinya sudah mulai paham kemana arah bicaranya.

Sang ayah yang melihat raut izana pun mulai paham akan kondisinya. Dengan begini ia terpaksa harus mengungkapkan semuanya sebelum kondisi semakin bertambah canggung.

Sang ayah menarik nafas pelan.

"Izana, kami tau perasaanmu pada adikmu, tapi ini sudah berlebihan " ucap sang ayah tegas, membuat Izana  tertegun.

"Meski kalian masih kecil, tapi perasaan itu sangat berkemungkinan  terbawa sampai kalian dewasa nanti " lanjut sang ayah membuat Izana semakin menunduk.

"Kau adalah kakak. Kau yang harus menuntun adikmu ke jalan yang benar, bukan malah membawanya sesat." Kata-kata sang ayah cukup tajam untuk membuat Izana bergetar hebat. Ia pun meneteskan air matanya dan bersuara.

"AKU TIDAK PEDULI LAGI ARGGHHHH" dengan teriakan Izana memutus sepihak pembicaraan dan berlari keluar ruangan dan meninggalkan mereka.

Ayah dan ibunya tersentak kaget. Pasalnya Izana adalah anak yang taat dan tidak pernah menginstupsi sebelum orangtuanya selesai berbicara.

Izana tidak peduli, ia hanya ingin menemukan (name).

Ia berlari kencang hingga ke padang belakang rumah dan menemukan (name) di sana. Ia langsung berhenti berlari dan menatap name dari kejauhan.

Nampak angin sepoi-sepoi yang menyapu rambut pirang (name) sehingga menunjukan wajah polosnya. Ia terlihat sedang merangkaikan sesuatu dari bunga.

Pandanganya teralih menangkap Izana yang berdiri memperhatikanya dari kejauhan.

"Kakak?"

Izana kembali berlari dan memeluknya erat. Memeluk sambil menangis kencang.

(name) langsung takjub. Pasalnya Izana terkenal dengan kakak yang hebat dan jarang menangis. Sungguh mengagetkan jika ia datang memeluk (name) sambil menangis tanpa sebab.

"Aku tidak mengerti huaaaaa" Izana terus merengek pada (name) yang masih bingung dengan situasi.

"K-kakak? Kau kenapa?" (name) semakin panik karena tangisan kakaknya semakin menjadi-jadi.

(name) berharap ada jawaban dari kakaknya namun nihil. Kakaknya hanya menagis sambil berteriak-teriak.

(name) pun memutuskan harus melakukan sesuatu untuk kakaknya agar ia bisa tenang seperti yang selalu kakaknya lakukan padanya untuk menenangkanya.

Ia membulatkan tekat untuk melepas pelukan kemudian mengguncang kedua bahu kakaknya. Tidak hanya itu, Ia juga merangkup kedua sudut pipi kakaknya sambil berkata.

"Kak, kakak kenapa? Kakak harus mengatakan sesuatu atau aku hanya akan berdiri di sini sambil menunggu kakak berhenti menangis" ucap (name) tegas. Izana takjub atas perilaku adiknya.

Adiknya seperti telah tumbuh semakin dewasa.

Nihil. Tetap saja tidak ada jawaban dari Izana. Izana hanya menatapnya takjub. (name) pun bersweat drop dan mulai salah paham apakah sikapnya tadi terlalu berlebihan.

Ia pun memutuskan untuk membicarakan hal lain.

"A-ah kakak lihatlah aku merangkaikan ini untuk kakak dan kebetulan baru saja selesai " (name) menyodorkan serangkaian mahkota bunga dan mengenakanya langsung pada kepala Izana.

Karena Izana lebih tinggi darinya, ia mesti sedikit berjinjit untuk meraih kepala Izana dan itu membuat jarak mereka semakin dekat menyebabkan jantung Izana berdegup kencang.

Itulah saat pertama kalinya Izana merasakan 'secara langsung'. Apa itu jatuh cinta.



















Continue...

𝐕 𝐚 𝐠 𝐚 𝐫 𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang