51«

2.4K 417 143
                                    


Hari berjalan seperti biasa, bedanya hari ini (name) sudah kembali bersekolah.

(Name) bangun lebih awal untuk mengecek kelengkapan pekerjaan rumahnya.

Ia menatap tumpukan buku di depannya. "Apa yang belum lengkap yak..." Gumamnya sambil berupaya mengingat-ingat.

"Ah ya, buku rumusnya aku lupaa.."

Ia lekas mengobrak abrik isi laci lemarinya. Seingatnya buku rumusnya ia tulis pada sebuah note kecil. Tapi Entah ia sisipkan dimana..

Matanya terbelalak tatkala melihat sebuah anting merah berpola. "Eh?
Anting ini..." Kejutnya.

Benar juga. Ia baru ingat kalau dia kembali ke masa lalu. Tentu saja anting ini masih aman dan belum dihancurkan.

Tiba-tiba ia teringat akan pertemuannya dengan Izana dalam mimpinya. Namun dia masih belum menemukan penyebab perjumpaan mereka.

"Izana bilang jika ingin bertemu kembali dengannya itu semua tergantung padaku.." Gumamnya pelan.

Ia beralih menatap jam dinding.
'Aku masih punya waktu setengah jam' Batinnya.

Ia lekas membuka ponsel dan mencari tau informasi mengenai mimpi tersebut. Apakah hal itu semacam pertanda atau bagaimana.

Ia mencari dengan berbagai macam kata kunci namun nihil. Semuanya punya arti yang berbeda-beda. Bahkan artinya ada yang ngelantur ampe kolong jembatan.

(Name) menghela napas gusar. Kata kunci terakhir telah dia ketik. "Kalau hasilnya tidak muncul, yasudah menyerah saja. Aku akan cari hal ini di lain waktu." Lesunya.

Ia menekan tombol search dan pencaharian loading sesaat.
Beberapa saat kemudian munculan tampilan di layar hp.

Beberapa saat kemudian munculan tampilan di layar hp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika kedua netranya membulat. "Eh.. Hah?"








***

(Name) pergi ke sekolah dengan mengganti posisi duduk di paling belakang dekat jendela.


Ia melamun dan tidak sabar untuk membaca lanjut artikel mengenai 'lucid dream' tersebut. Tadi pagi dia hanya membaca sepintas karena waktunya semakin menipis.

Sekarang, tepat selesai mata pelajaran terakhir dan sang guru beranjak keluar kelas. Tiba tiba beliau tersentak dan teringat sesuatu.
"Ah ya, Terkhusus untuk Kurokawa (Name),
Kau sudah ketinggalan banyak sekali mata pelajaran. Jadi kau harus meminjam salah satu catatan anak murid di kelas ini." Ucap sang guru, dibalas anggukan oleh (name). Sesaat setelah itu guru keluar meninggalkan kelas, menyisahkan kelas yang terdiam seribu bahasa.

(Name) mendengus. 'Lagi-lagi begini hadeh. Apa aku pinjam catatan ke Aoi saja ya.' Batinnya.

Ia menatap malas ke luar jendela mengabaikan tatapan was-was yang ditujukan padanya.

𝐕 𝐚 𝐠 𝐚 𝐫 𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang