🎴
•
"Wah kakak terlihat sangat imut" (name) nampak menatap puas ke arah hasil karyanya. Terlihat cocok mahkota bunga itu dikenakan Izana.
Tiba-tiba ia teringat seakan melupakan sesuatu.
"Ah iya, Selamat ulang tahun kakak" (name) beucap antusias sambil mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
"Anting?" tanya Izana.
"Yep. Itu adalah anting hanafuda yang berarti permainan kartu " ucap (name) sambil menunjuk corak anting tersebut.
Nampak anting tersebut berbentuk persegi panjang dengan perpaduan warnah hitam dan merah dengan setitik warnah putih yang berbentuk seperti bulan.
Izana nampak kagum melihat pemberian adiknya. Tidak ia sangka pilihan adiknya begitu sempurna. Adiknya pun menatap senang ketika tau kakaknya juga menyukai hadiahnya.
"Kakak tau? Aku memilih anting ini karena kurasa cocok dengan kakak. Bahkan butuh waktu lama untuku memilih karena semuanya keren-keren.. " Ucap (name) intens.
"T-tapi sepertinya yang ini kebesaran hehe" lanjut (name) sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal kemudian tertawa kikuk.
"T-tentu saja kebesaran." sambung izana membuat (name) menatap bingung kearahnya.
"Karena itu tinggalah bersamaku sampai dewasa, sehingga kau bisa melihatku memakai anting ini " lanjut Izana serius sambil menggengam kedua tangan (name), "a-ah iya" Kenapa tidak. Perilaku Izana membuat (name) memerah dan salah tingkah.
"Janji ya?" sambung Izana dengan tersenyum sendu.
(name) menatap polos raut izana kemudian mengaitkan jarinya seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
"Tentu saja. Aku akan menunggu kakak hingga pada saat itu" (name) mengganguk dengan senyum antusias membuat gambaran dua orang yang sangat indah dari kejauhan.
Di bawah bulan dan di tengah padang mereka berjanji untuk hidup bersama.
🎴•
"Apa tidak ada kue untuku?" tanya Izana
"Ada kok" dengan sigap (name) menyodorkan piring kecil
"Selamat ulang tahun kak"
"..."
Mangsedih izana menunjukan raut tertekan.
"Hehe bercanda kak. Aku belum tau buat kue. Siapa tau pas gede aku jago, nanti aku buatin yang banyak deh" ucap (name) sambil menggaruk tengkuknya.
"Pfft hahaha" karna mendengar pengakuan adiknya ia tertawa ringan kemudian meniup lilinya.
(name) menatap Izana bingung. Awalnya dia membawa lilin itu hanya iseng-iseng saja karena hadiahnya memang hanya anting. Tapi ia tidak menyangka Izana akan meniupnya.
"Kenapa menatapku begitu?" tanya Izana
"A-ah tidak" jawab (name) panik
"Karna sudah repot-repot dibawa sebaiknya ditiup saja kan.
Lagi pula dari pada itu, apakah kau tidak akan menanyakan permohonanku?" lanjut Izana.(name) terdiam. Kemudian bertanya
"Apa permohonan kakak?"
Seakan menaikan doanya, Izana mengatup kedua matanya dan berkata "Semoga aku bisa bersama denganmu, selamanya" kemudian membuka matanya dan menatap kearah bulan sambil tersenyum.
(name) terdiam dan hendak menatap ke arah bulan namun teralihkan dengan wajah Izana yang terlihat bersinar di bawah bulan.
Rambut pirangnya tampak berkilau terbawa arus angin dan mata sendunya nampak bercahaya, bibirnya tampak mengukir senyum tipis,
Izana sangat sempurna.
Tanpa (name) sadari semburat merah menghiasi wajah kecilnya, pertanda terpukau pada wajah Izana.
"(name)" sambil terus menatap ke arah bulan, Izana memanggil namanya yang membuat (name) tersentak kaget.
"A-ah iya?" (name) menjadi salah tingkah karena berikir ia kepergok menatap Izana diam-diam.
"Bulanya indah bukan?"
"E-eh?"
(name) beralih menatap ke arah bulan. Kini matanya terpantul cahaya bulan. Ia begitu terpukau melihat keindahan itu.
"Ya. Indah sekali" ucap (name)
Tiba-tiba ia tersentak karena Izana menggenggam tangannya. Tatapan (name) beralih pada Izana.
Kini mereka saling bertatapan dan Izana menggenggam tangan (name) dan tersenyum lembut.
"Tetap bersamaku ya, (name)"
Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕 𝐚 𝐠 𝐚 𝐫 𝐲
RomanceIncest gk sih? First book saia, jadi maapkan apabila banyak pengunaan kata² tidak baku, labil, kasar dan gaje. Saia menolak revisi karena ngerasa cringe kalo dibaca ulang. Tapi ttp aja ni book kesayangan dari book lain wkawkawka __...