11« [TENJIKU ARC]

6.5K 848 54
                                    

Arc Tenjiku pun dimulai..

🎴




"Terimakasih banyak atas bantuan anda detektif muda." Nampak sesosok pria paruh baya membukuk 45 derajat kemudian bergegas keluar dari ruangan.


'Hah?'



"He? Detektif muda?" Aku melongo kesana kemari. Kemudian menggaruk kepalaku yang tidak gatal.



'Loh ini di mana??'



Aku terlihat berada di suatu ruangan luas yang terdiri dari berbagai perabot modern.



'Ini kantor gak sih??'



Aku bangun dari kursi yang kududuki kemudian melihat ke arah jendela kaca.




Jendela itu terlihat sangat besar dan memenuhi seluruh bagian kanan ruangan. Seakan sebagai pengganti tembok sisi kanan.




'Anjirr gede banget ini kalo orang ganti ada yang ngintip gk y?'




Lo kata ini kamar? :v




Dari pada itu aku tersentak akan pantulan dari jendela tersebut.




Nampak sesosok perempuan bergaya rambut ponytail dengan dua bagian rambut terurai di bagian depan tubuhnya.




Pakaiannya terdiri dari jaket gelap yang dikenakan di atas blus putih lengan panjang dengan mengenakan ikat pinggang cokelat dan rok pendek ungu kusam.




Di sekitar area kaki kirinya, ia terlihat seperti memakai tas coklat.




Ia mengenakan sepatu bot dengan tumit sepanjang mata kaki dan memakai sarung tangan hitam bertabur.




"Hah?!"




Panik gak? Panik gak? Panik lah masa kagak.




'Ini saha anjirr. Eh tapi kok mukanya mirip punyaku ya?'




Berakhirlah aku memikirkan hal-hal yang tidak berguna hamdeh.




Baru saja aku mendekati jendela untuk melihat lebih jelas namun malah terbalak akan keindahan yang di tampilkan dari atas sini.




Seakan berada pada pucak dunia, aku dapat melihat seluruh penjuru dari atas sini.



Mataku terpanah pada kota yang modern dengan cahaya senja yang menyelinap masuk ke dalam ruangan.




"Woah..."





Tanganku menyentuh bagian kaca dan pandanganku beralih pada burung-burung yang terbang bebas di udara.




"Sudah bekerja keras hari ini, nona detektif?" Ucap seseorang dari arah pintu.





Tunggu. Sepertinya aku mengenal suara ini.




Aku refleks berbalik dan memandang ke arah pintu.




"A-aoi." Aku melongo.





Dia terlihat semakin dewasa dan elegan. Ia menggenakan baju terusan hitam ketat beresleting ke bawah lutut dengan jas hitam yang sekedar disematkan di pudak tanpa memakainya.





𝐕 𝐚 𝐠 𝐚 𝐫 𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang