18«

4.2K 699 59
                                    


"Sejak kapan kau menyadari (name) adalah saudaramu?" Tanya sang kakek tiba-tiba.

Emma tersentak tatkala kakeknya muncul begitu saja kemudian menjawab. "Huh? Apa-apaan kek, aku sudah tau dari dulu tauk." Ucap Emma sambil memonyongkan bibir.

"Apa kau kagum padanya?" Tanya sang kakek.

"Tentu saja. Ia sangat cantik dan baik hati. Bahkan ia lebih baik dari ekspektasiku selama ini. Aku selalu mendambakan saudara perempuan sepertinya." Ucap Emma sambil tersenyum tulus.

Sang kakek terdiam.

"Sebaiknya kau jangan terlalu dekat denganya, atau kau akan kecewa. Apalagi hubungan kalian tidak sebagus yang kau kira." Ucap sang kakek kemudian beralih pergi.

"A-apa?" Emma bersweat drop. Kemudian menatap kepergian sang kakek.

Dari raut kakeknya, Emma tau bahwa yang kakeknya maksud itu merupakan hal yang serius.


🎴



"Jadi bagaimana selanjutnya? Apakah kita harus turun langsung untuk bertanya kepada salah satu bawahan Izana?" Tanya Takemichi.

"Tidak. Itu terlalu beresiko. Aku tau persis siapa Izana. Ia tidak akan segan-segan untuk membunuhmu. " Tegas Inupi.

(Name) menarik napas panjang.

Oh ayolah. Ini sudah sejam lebih mereka duduk di tempat persembunyian mereka sedangkan mereka belum menemukan jalan keluar sama sekali.

(Name) bahkan benar-benar kosong. Otaknya tidak bisa memikirkan sesuatu untuknya lagi. Ia hanya mengemil cantek sambil menatap inupi dan Takemichi yang berdebat untuk rencana selanjutnya.

"Oh ayolah (name). Pikirkan sesuatu." Ucap Inupi. Si doi mulai esmosi.

Nihil.

Tidak terdengar suara (name). Hanya suara kunyahan saja yang terdengar.

"Aku punya sebuah ide gila. Ini terdengar sedikit aneh tapi aku ingin mencobanya." Ucap (name) tiba-tiba.

"Wah benarkah? Mustahil sekali akhirnya si pemalas ini mau memberi saran." Sarkas Inupi.

"Asem emang. " Umpat (name)

"Jadi, apa rencananya?" Tanya Inupi.

"Ayok ke kantor polisi setempat." Jawab (name) antusias.

"HaH?" Sontak Inupi dan Takemichi membeo.

"Apa kau sedang melawak?" Tanya Inupi datar. Sedangkan Takemichi sudah nga konek lagi ama keadaan.

Mon maap ini pola pikir nem bagimana?

"Tidak. Tidak. Untuk kalian para orang bodoh harus paham apa yang disebut nekat. Ini bukan salah satu pemikiran tanpa dasar tauk. " Ucap (name) sambil nyengir kuda.

"Ah.. Ya. Dari cara bicaramu cukup meyakinkan, tapi bisakah kau mengatakanya lebih rinci?" Tanya Takemichi sambil bersweat drop.

(Name) mengangguk.
"Jadi gini. Aku sedang mencoba membuat terobosan. Maksudku, aku berniat pergi ke kantor polisi untuk mengambil barang-barang ayahku. Kau tau, tepat setelah kecelakaan ayah, ibuku dibunuh." Jelas (name)

𝐕 𝐚 𝐠 𝐚 𝐫 𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang