21«

4K 706 245
                                    


🎴




(Name) sekarang benar-benar ciut. Ia bahkan tidak punya nyali untuk bicara sepatah kata pun.

Ryuguji Ken sendiri mengeluarkan aura aura negatip yang mencengkam.

(Name) bergegas kabur namun dengan sigap kerah belakangnya ditarik Draken. Kemudian dengan mudahnya ia diangkat keatas bak anak kucing. "Kau tidak ingin mengatakan sesuatu tentang tiga hari lalu, (name)?" Tanya Draken penuh penekanan. Hal itu membuat perhatian seluruh anggota teralih pada mereka.

(Name) tampak sangat tertekan. Inupi hanya bersweat drop melihat peristiwa tersebut. Para anggota mulai berkerumun.

"Ne Kenchin. Kenapa kau suka sekali menakut-nakutinya hm? Lihat dia nampak sangat tertekan." Ucap Mikey sambil tersenyum. Entah dari mana, tiba-tiba saja ia sudah muncul dan bergabung ke dalam kerumunan.

"Tck" Draken mendecih kemudian langsung melepas cengkeramanya.

(Name) dengan sigap berlari dan bersembunyi di belakang Mikey.

"Mbleekk. Tiang listrik tolol." Umpat (name) sambil menjulurkan lidah. Duh nemm cari mati^^

Perempatan bermunculan pada wajah Draken. Sontak semua anggota tertegun atas keberanian (name) yang kelampau batas minta dihajar.

"Kau berbeda hari ini. Padahal kuingat beberapa hari lalu kau menyambut kami dengan sangat tidak santai, (name) -chan." Ucap Mikey dengan senyuman khasnya.

"Dih. Situ siapa manggil-manggil pake nama depanku. Kita nga deket lah." Ucap (name) sambil berlalu pergi.

Baru saja (name) berlalu pergi. Dua orang menghadang jalanya.

Terlihat sepasang kakak-beradik kembar bersurai peach dan hijau kebiruan. Yang satunya berperawakan ramah dan murah senyum, yang satunya sangar dan emosian.

"Hohoho datang tak diundang, dan pulang tanpa memberi salam,hm?" Ucap salah seorang yang bersurai peach. Ia menghalangi jalan (name) dan mendekatinya perlahan.

(Name) bergidik dan melangkah mundur. Tanpa sadar ia menabrak seseorang dibelakangnya. Sontak ia menoleh dan melihat sang adik yang bersurai hijau kebiruan sudah berdiri tepat di belakangnya.

'Hiiiiiii' (Name) panik dan menatap Inupi penuh belas kasihan. Mengharapkan Inupi dapat membantunya untuk keluar dari semua ini.

Namun nihil, Inupi masih lag dengan situasi membuat (Name) seketika esmosi.

Dia kembali menatap sekitar dan mendapati kedua kembaran itu semakin mendekat dan mencoba mengepungnya.

'Tck, sialan.' (Name) berdecih kemudian berlari ke arah lelaki bersurai peach tersebut. Sontak lelaki itu sedikit terbelalak, dan belum sempat ia memberi reaksi, (name) terlebih dahulu melompat dan menginjak punggungnya keras kemudian menjadikan punggungnya tumpuan untuk meloncat kabur.

Mereka semua terkejut tatkala melihat loncatan (name) yang terlampau tinggi. Tubuhnya kecil dan lentur menyebabkan ia lincah bergerak sana sini.

Terlebih lagi (Name) harus bersyukur karena ia menggunakan celana, kalo ngak entar beda ceritanya.

Setelah mendarat dengan selamat ke permukaan tanah, ia bergegas berlari menjauhi kerumunan tanpa menoleh kebelakang. Intinya kabur dulu.




🎴


'Hosh '

𝐕 𝐚 𝐠 𝐚 𝐫 𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang