16«

4.5K 721 46
                                    

🎴









BRUK








Aku berlari sangat kencang dan  berujung menyengol seseorang hingga terjatuh.


Ah bukan seseorang,
Tapi ada dua orang.



Seseorang nampak menggendong temanya dari belakang.



Mereka nampak berjalan gontai dan tubuh mereka babak belur dengan darah ke mana-mana.


"A-ah maaf, apa kalian tak apa? " Tanyaku serta mengulurkan tanganku untuk membantu mereka.


"Huh? Takemitchy??" Aku terkejut. Pasalnya wajahnya benar-benar babak belur sampai nyaris tidak ku kenali.


"(N-name) san?" Ia menerima uluran tanganku, lalu kutarik agar ia dapat berdiri.


Kemudian ia membantu temannya berdiri. Alih-alih aku mengetahui nama temanya adalah Seishu Inui.


Aku membantu memapah mereka ke tempat aman untuk mengobati lebam pada wajah mereka.


Mereka mengarahkanku ke tempat persembunyian Inupi. Meski luarnya tempat ini lebih terlihat seperti bangunan terbengkalai, dalamnya cukup bersih dan rapi. Katanya, tempat ini dulu merupakan bengkel motor milik Sano Shinichiro.



Meski aku tidak terlalu mengenalnya, tapi dikatakan bahwa Sano Shinichiro merupakan saudara Mikey. Sekarang aku benar-benar bingung berapakah saudara yang dimiliki Mikey hadeh.


Tapi syukurlah Inupi menyimpan kotak P3K di persembunyian mereka. Dengan begitu aku bisa langsung bergegas mengobati luka mereka sebelum infeksi.



"Apakah terasa sakit?" Tanyaku pada Takemichi.


"S-sedikit." Jawabnya ragu.


"Bertahanlah. Masa pas kena tonjok kuat, tapi pas ngobatin malah ngeluh sih. " Sarkasku sambil mengobati wajahnya dengan hati-hati.



Takemichi hanya terdiam sambil berusaha menahan perih.



Setelah selesai membersihkan luka, aku pun menempelkan plester pada wajahnya dan "Selesai." Ucapku sambil menunjukan cermin.



"Wah. Rapi sekali (Name) -San" Ucap Takemichi kagum.



"Yah, aku sudah terbiasa berlatih mengobati diri sendiri sejak kecil karena takut ketahuan kakek kalau aku berkelahi." Ucapku sambil nyengir.



"Eh? (Name) -San bisa berkelahi?" Tanya Takemichi.


"Ya, begitulah" Jawabku sambil beralih untuk mengobati Inupi.


Inupi menatapku lamat-lamat. Aku sendiri jadi risih dan berpikir apakah ada sesuatu yang salah dengan penampilanku.



"Sepertinya aku pernah bertemu denganmu." Ucapnya tiba-tiba.



Hah?



"Wih. Inupi-kun bisa gombal?" Tanya Takemichi. Hadeh bingung sih.



"Tidak, tidak. Kau.. Yang di bus tiga hari lalu kan?" Inupi berucap serius sambil menatap mataku.



Ukh?



"A-apa maksudmu?" Tanyaku sambil bersweat drop.



"Kau yang waktu itu mengerjai Koko- Akh" Ucapanya terpotong karena aku  menekan lukanya kasar, kemudian menatapnya horor.



𝐕 𝐚 𝐠 𝐚 𝐫 𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang