Alano memutar kursi yang ia duduki, matanya menyorot tajam ke arah pria yang saat ini tengah berdiri menatapnya bagai elang.
"Tolong keluar."
Alano terkekeh, ia menatap pria itu santai.
"Staf baru ya?" tanya Alano tenang. Saat ini ia sedang ada di ruang pribadi Antonio. Sedang apa? hanya iseng. Ia bosan dirumah oleh sebab itu ia ingin melihat-lihat kantor.
Beberapa staf menatap Alano heran saat ia datang tadi, pemuda itu hanya memakai kaos hitam dan masuk ke ruangan Antonio seenaknya.
Memang banyak yang tidak mengenal Alano. Ia sudah sangat lama tidak ke kantor. Lagipula, tempat itu juga salah satu tempat paling menyebalkan bagi Alano.
"Tolong keluar atau saya panggil security."
Alano menautkan kedua alisnya, sedetik kemudian Alano kembali tertawa. "Panggil aja," tantang Alano sembari mengetuk-ngetuk meja.
"Mas, aku bawa...." Kaki wanita itu terhenti diambang pintu saat melihat sosok yang tidak ia kenali duduk di kursi Direktur.
"Kamu siapa?" tanyanya masuk.
"Yang suruh anda masuk siapa? Keluar," usir Alano seenaknya.
"Berani sekali kamu, kamu pikir kamu siapa? Seenaknya mengusir saya!"
Alano menghembuskan napas panjang, ia ingin mengutuk dirinya sendiri karena tidak pernah datang ke Kantor selama 4 tahun. Tentu saja banyak yang berubah, lagipula ia selalu menolak jika Antonio mengajaknya.
"Romi, dia siapa?"
Romi menggeleng. "Saya juga nggak tau, Buk. Dari tadi saya udah minta dia keluar tapi dia nggak mau," ujar Romi.
Wanita itu berjalan ke arah Alano sambil menatap remeh. "Denger ya, nak. Kamu tidak tau sedang berhadapan dengan siapa."
Alano menautkan kedua alisnya bingung sambil menatap Romi meminta penjelasan.
"Buk Sera ini, calon istri Pak Direktur."
Butuh beberapa detik untuk Alano mengerti satu kalimat. Tatapan Alano tetap tenang walaupun hatinya kini merasa sesak serta marah.
Senyuman di wajah Sera merekah seolah bangga dengan apa yang di ucapkan Romi barusan."Oh ya?" tanya Alano berusaha memastikan.
"Tentu dan sebentar lagi saya yakin Pak Toni akan segera melamar saya."
"Nama?"
"Nama saya Sera, kalau kamu nggak percaya maka kamu bisa tanya siapapun di kantor ini. Kalau saya sangat dekat dengan Pak Toni, pemilik perusahaan ini."
"Keluar," usir Alano berusaha mengontrol diri.
"Kamu ngusir saya? Berani sekali kamu. Sebelum saya bertindak kasar, sebaiknya kamu keluar! Keluar sekarang!" usir Sera.
Pintu kembali terbuka menampilkan beberapa orang pria berjas yang baru saja menyelesaikan rapat.
"Suprise!" ujar Alano berdiri saat melihat Antonio masuk.
"Kamu?" Antonio menatap putranya tak percaya. Untuk pertama kalinya Alano datang ke Kantor tanpa diminta.
Sera mendekat ke arah Antonio bersikap manja layaknya seorang kekasih. "Mas," ujar Sera dengan nada manja lalu merangkul tangan Antonio.
Antonio langsung menatap Alano sedangkan putranya itu hanya diam sambil melihat gerak-gerik Sera yang menurutnya sangat berlebihan.
"Ini serius?" ujar Alano ke Antonio datar.
![](https://img.wattpad.com/cover/274238480-288-k501005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Darah
أدب المراهقينTampan, kaya, cerdas. Sempurna. Kata orang, Alano itu sempurna. Padahal semua orang tau, tidak ada manusia yang sempurna. Sebuah alasan membuat Alano HARUS meraih peringkat satu paralel. Dengan kata lain, ia harus menyingkirkan sahabatnya sendiri d...